Sentimen
Positif (66%)
1 Mar 2023 : 10.56
Informasi Tambahan

BUMN: PT Industri Kereta Api (Inka)

Kab/Kota: Jabodetabek

Tokoh Terkait

Impor Gerbong KRL Belum Dapat Izin, Kemenperin: INKA Bisa Buat Itu

1 Mar 2023 : 10.56 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Impor Gerbong KRL Belum Dapat Izin, Kemenperin: INKA Bisa Buat Itu
Jakarta -

PT KAI Commuter Indonesia (KCI) berencana mengganti 10 rangkaian kereta KRL commuter line Jabodetabek yang masuk masa pensiun. Penggantinya adalah kereta bekas yang diimpor dari Jepang.

Namun, izin impor terganjal karena Kementerian Perindustrian belum memberikan rekomendasi teknis ke Kementerian Perdagangan. Apa alasannya?

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo menegaskan Indonesia tidak perlu mengimpor gerbong KRL. Industri kereta api nasional dinilai mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

-

-

"PT Industri Kereta Api (INKA) bisa membuat itu semua, kenapa kita harus impor gerbong kereta api bekas dari Jepang. Katanya bangga beli buatan Indonesia. Bangladesh saja membeli produk kereta kita sampai Rp 1,3 triliun," kata Dody dikutip dari Antara, Rabu (1/3/2023).

Menurutnya untuk memenuhi kebutuhan gerbong KRL dalam jumlah besar butuh waktu dan tak bisa direalisasikan dalam semalam. Oleh karena itu, Dody mendorong adanya perencanaan untuk periode penggantian atau peremajaan setiap gerbong kereta yang beroperasi di Indonesia.

"Kalau mendadak memang pasti sukar, seharusnya kan sudah direncanakan jauh-jauh hari dan memberi kesempatan kepada industri dalam negeri untuk berproduksi," ujar Dody.

Dengan demikian, lanjut Dody, industri kereta api dalam negeri dapat menggeliat dan menggerakkan perekonomian nasional. "Kapan lagi kita bangga akan buatan kereta dalam negeri. Jangan terus BUMN, jadi bisa impor dan impor. Tolong berhenti untuk pemikiran seperti itu," kata Dody.

Dody menambahkan, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) seharusnya digencarkan secara menyeluruh tanpa terkecuali. Terlebih, jika produk yang dibutuhkan telah mampu diproduksi oleh industri dalam negeri.

Dengan demikian, Dody optimistis bahwa industri nasional dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri, yang akan berkontribusi untuk perekonomian dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

"Bagaimanapun kita harus bangga dengan industri dalam negeri. Hal ini perlu diimplementasikan secara nyata melalui tindakan dalam mengambil keputusan," pungkas Dody.

(ara/ara)

Sentimen: positif (66.5%)