Sentimen
Positif (80%)
28 Feb 2023 : 10.26
Tokoh Terkait

BMKG Ungkap Efek Gerhana Bulan Total Terhadap Bumi

28 Feb 2023 : 17.26 Views 2

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

BMKG Ungkap Efek Gerhana Bulan Total Terhadap Bumi
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Gerhana Bulan Total (GBT) dapat mempengaruhi situasi di Bumi, tertutama kondisi permukaan laut.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Rahmat Triyono menuturkan GBT dapat mempengaruhi pasang surut air laut di permukaan Bumi.

"Secara umum posisi Bulan mempengaruhi pasang surut air laut di permukaan Bumi. Pada saat GBT, efek kombinasi gravitasi Bulan dan Matahari pada pasang surut air laut sedang maksimum," ujar Rahmat kepadaCNNindonesia.com, Selasa (25/5).

-

-

Rahmat menuturkan efek kombinasi gravitasi Bulan dan Matahari pada pasang surut air laut itu dinamakan spring tide (pasang laut purnama). Namun, Rahmat belum dapat memastikan secara spesifik wilayah yang akan dilanda pasang surut.

Meski demikian, Rahmat berkata kejadian pasang surut itu tidak mesti maksimal saat puncak GBT. Pasalnya, pasang surut air laut terkait juga dengan kondisi fisik pantainya.

"Karena itu, bisa jadi GBT sudah selesai, pasang naik air lautnya baru terjadi beberapa jam kemudian," ujarnya.

GBT dilaporkan akan terjadi pada Rabu (26/5). GBT terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal itu terjadi saat Bulan berada di umbra Bumi, yang berakibat, saat puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah (Blood Moon).

Karena posisi Bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee) maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut dengan Super Moon.

"Sehingga, Gerhana Bulan Total tanggal 26 Mei 2021 dikenal juga dengan Super Blood Moon, karena terjadi saat bulan di Perigee (Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi)," kata Rahmat.

Rahmat menambahkan GBT dapat disaksikan jika kondisi cuaca cerah-berawan dan aman disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana.

"Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana ini dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis," ujarnya.

(jps/eks)

[-]

Sentimen: positif (80%)