Sentimen
Positif (93%)
27 Feb 2023 : 12.34
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Suzuki, Honda, Yamaha, Ducati

Event: MotoGP

Alasan Yamaha Sendirian Pertahankan Mesin 4 Silinder Segaris di MotoGP

27 Feb 2023 : 19.34 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Otomotif

Alasan Yamaha Sendirian Pertahankan Mesin 4 Silinder Segaris di MotoGP
Jakarta -

Setelah Suzuki pamit dari MotoGP, Yamaha praktis menjadi satu-satunya pabrikan yang masih mengandalkan konfigurasi mesin 4 silinder segaris. Kenapa Yamaha masih tetap mempertahankan mesin tersebut di saat para kompetitornya menggunakan mesin V4?

Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mengatakan, Yamaha belum memikirkan rencana mengganti mesin 4 silinder segaris ke mesin V4. Sebab bagaimana juga, hal itu tidak mudah dilakukan. Perlu waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan mesin V4.

"Saya tidak bisa membayangkan itu. Karena merupakan tugas besar untuk merancang, mengembangkan, dan memproduksi mesin V4 1.000 cc untuk kejuaraan dunia MotoGP dari awal," kata Jarvis kepada Speedweek.

-

-

Fabio Quartararo dan Lin Jarvis Foto: Agung Pambudhy

"Jika kita merencanakan peraturan baru untuk lima tahun dari 2027 hingga 2031, mungkin masuk akal. Tapi kami belum memutuskan arah mana yang akan kami tuju karena regulasi teknisnya belum fix. Itu harus diputuskan pada 2023, setelah itu kami punya waktu empat tahun untuk mengembangkannya. Kemudian, dengan teknologi baru, kami memiliki kesempatan yang sama untuk mesin baru MotoGP seperti pabrikan lainnya," sambung pria asal Inggris itu.

Diketahui saat ini motor MotoGP didominasi oleh mesin V4. Mesin itu digunakan oleh pabrikan seperti Ducati, Honda, Aprilia, hingga KTM. Meski begitu, bukan berarti mesin V4 superior dan tidak bisa dikalahkan. Menurut Jarvis, Yamaha masih bisa mengembangkan mesin 4 silinder segaris hingga sampai batas maksimal.

"Ini akan menjadi keputusan yang sangat berani dan jauh jangkauannya jika kita melakukan 'rekayasa ulang' sekarang. Kami pikir lebih masuk akal untuk melanjutkan dengan 'desain mesin' yang kami ketahui luar dalam," tegas Jarvis.

"Sekarang saya selalu mendengar kata 'Suzuki sudah tidak ada, Yamaha adalah satu-satunya pabrik dengan mesin in-line (segaris)'," kata Lin Jarvis sambil tersenyum. "Saya kemudian ingin menjawab: 'Ya, kami adalah satu-satunya yang memiliki keuntungan ini!'.

Meski tampak tertinggal dari mesin V4, mesin 4 silinder segaris terbukti masih relevan digunakan di zaman modern. Dalam tiga tahun terakhir, dua dari tiga kejuaraan dunia MotoGP telah dimenangkan oleh motor bermesin 4 silinder segaris, pada 2020 oleh Joan Mir (Suzuki) dan pada 2021 oleh Fabio Quartararo (Yamaha).

"Jadi Anda tidak bisa mengatakan bahwa mesin in-line tidak kompetitif, bahwa kami kalah," kata Jarvis. "Yamaha juga finis kedua di musim 2020 bersama Franky dan di tahun 2022 bersama Fabio dengan M1. Kami sangat percaya pada konsep mesin kami dan saat ini kami terus melangkah lebih jauh ke arah ini".

"Saya tidak bisa membayangkan perubahan jangka pendek," tegasnya. "Karena jika kami beralih ke mesin V4 sekarang, kami akan memiliki kerugian yang jelas di awal. Kami akan tertinggal, karena sebagian besar kompetisi memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun," tukasnya.

Simak Video "Sangar! Ini Tunggangan Fabio Quartararo untuk MotoGP 2023"
[-]
(lua/din)

Sentimen: positif (93.4%)