Sentimen
Negatif (78%)
24 Feb 2023 : 18.15

Keras! Jokowi Minta Beras Harus Tersedia di Bulan Puasa dan Lebaran

25 Feb 2023 : 01.15 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Keras! Jokowi Minta Beras Harus Tersedia di Bulan Puasa dan Lebaran
Jakarta -

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan pihaknya mendapat titah langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Titah tersebut adalah menjamin ketersediaan pasokan beras di pasar sebelum masuk pada periode bulan Ramadan.

Arief mengatakan Jokowi sempat dengan keras memerintahkan agar ketersediaan dan harga beras bisa terjaga selama masyarakat menjalankan ibadah puasa hingga perayaan lebaran.

"Untuk beras, arahan Presiden tadi masuk puasa lebaran barang wajib sudah ada semuanya. Beliau agak keras tadi untuk memastikan stok itu ada," kata Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (24/2/2023).

-

-

Lebih lanjut dia menjelaskan sebulan ke depan musim panen raya bakal terjadi di Indonesia. Menurutnya, Bulog sudah diperintahkan untuk mempersiapkan penyerapan beras di tengah petani untuk ketersediaan pasokan beras pemerintah.

Pihaknya sendiri sudah memberikan dukungan kepada Bulog lewat revisi regulasi, tepatnya regulasi Permendag 24 tahun 2020 soal penetapan harga penyerapan gabah kering panen (GKP). Beberapa harga serap gabah dinaikkan agar Bulog bisa menyerap beras dengan harga pasar yang kompetitif dari petani.

"Jadi kemarin kita adjust sedikit angkanya agar Bulog bisa serap. Misalnya, dari yang Rp 8.300 jadi 9.000, yang Rp 4.200 jadi Rp 4.650 untuk di gudang Bulog. Kita adjust semuanya. Kita pastikan petani itu tidak rugi pada saat panen raya juga," papar Arief.

Menurutnya, pihaknya tak mau menaikkan harga serapan GKP Bulog setinggi harapan petani. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan harga di hilir, dalam hal ini harga beras di tengah masyarakat.

"Jadi gini, kan kita mau jaga harga hulu dan hilir, dua duanya. Kalau hilir beras kan tergantung GKP, gabah kering panen, jadi kami atur hulu dan hilir dua-duanya," sebut Arief.

Sudah Impor, Beras Masih Mahal

Arief juga menjawab beberapa kritik yang menyebutkan impor beras di akhir tahun lalu tak mempan menjinakkan harga beras di pasar. Menurutnya, anggapan itu tidak benar. Justru apabila pemerintah tak melakukan importasi beras, harga di pasar akan lebih meroket lagi.

"Lalu kenapa impor kok sudah talk masih harga beras tinggi? Apalagi nggak impor lebih tinggi lagi," kata Arief.

Menurutnya, harga beras masih berada di level yang cukup tinggi karena memang saat ini pasokan beras sangat sedikit. Beberapa bulan ke belakang panen raya belum terjadi pada lahan-lahan padi di Indonesia. Panen raya baru terjadi mulai bulan ini hingga Maret.

Nah ditambah lagi saat ini untuk impor beras pun tak mudah di kondisi seperti ini. Buktinya saja, impor yang terakhir dilakukan dari 500 ribu ton sampai bulan Februari ini pun belum secara penuh selesai pengirimannya. Jadi pasokan beras belum pulih secara cepat, harga pun masih sedikit mahal meski ada penurunan sedikit.

"Kan di luar juga susah kondisinya, Pak Jokowi sampaikan kemarin di Balikpapan, negara lain juga masih nahan pasokan pangannya. Importasi yang harusnya sebulan dua bulan selesai, ini sejak Desember sampai Februari belum selesai," ungkap Arief.

(hal/das)

Sentimen: negatif (78%)