Sentimen
Netral (78%)
24 Feb 2023 : 07.31
Tokoh Terkait

IHSG Bisa Sentuh 7.090, Saham Media TV Boleh Diadu

24 Feb 2023 : 14.31 Views 2

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

IHSG Bisa Sentuh 7.090, Saham Media TV Boleh Diadu
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 44,67 poin atau 0,64 persen ke level 7.042 pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing mencatat jual bersih (net sell) di seluruh pasar sebesar Rp1,08 triliun.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat sebanyak empat kali dan melemah hanya satu kali.

Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menghitung kapitalisasi pasar bursa naik 0,93 persen, yakni dari Rp9.087,685 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp9.171,842 triliun.

-

-

Sementara, rata-rata frekuensi harian bursa merosot 9,01 persen dari 1,38 juta transaksi menjadi 1,25 juta transaksi. Hal yang sama terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa yang turun 11,92 persen, yaitu dari 28,103 miliar saham menjadi 24,753 miliar saham.

"Rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan turut meningkat sebesar 0,55 persen sebesar Rp17,332 triliun dari Rp17,237 triliun pada pekan sebelumnya," tutur Yulianto, seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (26/6).

Analis Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo memprediksi IHSG akan cenderung menguat seminggu ke depan. Menurutnya, indeks akan bergerak di rentang support 6.985 dan resistance 7.090.

Lucky mengatakan indeks akan diwarnai sentimen positif usai rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang masih menahan suku bunga acuan di level 3,5 persen. Menurutnya, keputusan BI tersebut menunjukkan kondisi makro ekonomi dalam negeri masih terkendali.

"Di tengah kenaikan inflasi Amerika yang cukup tinggi, BI masih berupaya untuk melakukan langkah-langkah yang prudent untuk tetap menahan suku bunga di angka 3,5 persen," kata Lucky kepada CNNIndonesia.com.

Sementara secara global, sentimen yang paling berpengaruh pada pergerakan indeks ialah harga minyak dunia yang dalam satu bulan terakhir bertengger pada angka US$110 hingga US$114 per barel.

"Minyak dunia masih menjadi katalis positif karena mencerminkan tingginya likuiditas. Karena tingginya likuiditas tersebut akan memberikan sentimen pada kinerja indeks yang cenderung volatile," ungkap Lucky.

Namun akibat volatilitas tersebut, ia menyarankan investor membeli emiten sektor barang konsumen non-primer, khususnya emiten media televisi.

Menurutnya, emiten televisi menjadi pilihan yang menarik karena banyak perusahaan produsen barang konsumen yang bergerak cepat atawa FMCG yang berbelanja iklan di media menjelang pertengahan tahun.

"Walaupun saat ini hampir seluruh masyarakat menggunakan gawai untuk melihat konten tapi masih ada masyarakat yang menggunakan televisi sebagai referensi dan masih ada perusahaan yang menggunakan televisi untuk obyek promosi," imbuh Lucky.

Untuk pembelian jangka pendek, ada beberapa saham emiten media televisi yang disarankan untuk dikoleksi pekan ini. Pertama, PT Net Visi Media Tbk atau NETV yang naik 1,29 persen ke level 314 pada pekan lalu. Ia memprediksi NETV dapat menyentuh level 350 pekan ini.

Kemudian, ada PT Surya Citra Media Tbk atau SCMA yang ditutup menguat 1,75 persen ke posisi 232. Ia memprediksi SCMA akan menyentuh 300 pekan ini.

Adapula PT Media Nusantara Citra Tbk atau MNCN yang meningkat 0,51 persen ke posisi 990. Lucky memprediksi saham emiten ini dapat menyentuh posisi 1.080.

Selain merekomendasikan saham emiten media televisi, ia juga menilai beralihnya sejumlah negara Eropa ke batu bara menjadi pemanis bagi emiten-emiten pertambangan, utamanya batu bara, emas dan nikel.

"Itu angin segar yang bukan hanya bagus bagi (emiten) batu bara, tetapi juga untuk tambang emas, nikel, jadi yang dapat sentimen positif," jelasnya.

Oleh karena itu, ia memilih beberapa saham sektor pertambangan untuk investasi jangka panjang dari sektor pertambangan, yaitu MDKA, PTBA, ANTM, dan TINS.

Emiten Bank hingga Otomotif BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Sentimen: netral (78%)