Sentimen
Negatif (72%)
22 Feb 2023 : 14.39
Tokoh Terkait

Kementan Bidik Ekspor Rp 940,4 T Sepanjang 2023

22 Feb 2023 : 21.39 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Kementan Bidik Ekspor Rp 940,4 T Sepanjang 2023
Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan nilai ekspor tahun ini mencapai Rp 940,4 triliun. Hal ini masuk ke dalam program strategis Kementan yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian (Gratieks).

Sebagai informasi, Gratieks ini merupakan gerakan yang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kepada seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian untuk meningkatkan nilai ekspor tiga kali lipat secara terstruktur selama periode 2020-2024. Adapun target nilai ekspor 2024 adalah Rp 1.316,6 triliun.

Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang menuturkan untuk mencapai target nilai ekspor 2023, pihaknya sudah mulai melakukan berbagai persiapan. Salah satunya menentukan komoditas yang akan diekspor.

-

-

"Tahun 2023 kami sudah mempersiapkan pertemuan-pertemuan pada Rakornas kemarin juga mengundang teman-teman eselon 1, kemudian kita tindak lanjuti dan saat ini sedang penyelesaian roadmap masing-masing komoditas pilihan dari masing-masing unit eselon 1," tuturnya dalam acara Jumpa Pers di gedung Kementerian Pertanian, Rabu (22/2/2023).

Bambang mengaku bahwa Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menugaskan Badan Karantina Pertanian (Barantan) sebagai koordinator Patriot Ekspor.

"Patriot ekspor ini kita diminta mengawal berbagai pengembangan komoditas yang dilaksanakan oleh ditjen teknis, ya peternakan, perkebunan, hortikultura,tanaman pangan," tuturnya.

Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati AM Adnan menambahkan bahwa salah satu strategi yang dilakukan untuk mencapai target tersebut yaitu dengan bertemu dengan duta besar berbagai negara untuk menawarkan komoditas yang dimiliki Indonesia. Hal itu dilakukan supaya Indonesia mendapat izin ekspor ke negara tujuan.

"Sebenarnya kami sering bertemu dengan kedutaan besar, strategi kita sebenarnya menawarkan itu. Dan kita mulai bersurat formal dengan negara-negara tersebut untuk membuka akses pasar komoditas-komoditas yang kita tawarkan," tuturnya.

Meski demikian, ia mengatakan bahwa meski sudah melakukan hal tersebut tetapi akses pasar belum bisa langsung dibuka. Hal itu karena berbagai negara memiliki protokol yang berbeda-beda. Sebagai contoh, di Australia harus melakukan analisis risiko terlebih dahulu untuk komoditas ekspor Indonesia, salah satunya analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan.

"Contoh sederhana, sampai hari ini pun, sudah hampir 10 tahun nanas kita belum bisa masuk ke Australia, karena dia beralasan masih dalam proses analisa risiko," ungkapnya.

(dna/dna)

Sentimen: negatif (72.7%)