111 Menit Memuaskan Jadi Detektif Online
Detik.com Jenis Media: Hiburan
Kalau kamu sudah pernah menyaksikan Searching (2018), diperankan John Cho sebagai seorang ayah yang mencari anak perempuannya yang hilang misterius, Missing datang dari kreator yang sama. Bedanya, Missing membalik ceritanya jadi pencarian seorang anak mencari ibunya yang hilang dengan efek kejutan tiga kali lebih besar dari Searching.
June (Storm Reid) sedang galau karena sebentar lagi hari Ayah dan dia tidak punya Ayah. Hubungan June dengan ibunya, Grace (Nia Long), semakin berjarak setelah kehadiran pria bernama Kevin Lin (Ken Leung) ke dalam hidup mereka. Suatu hari Kevin dan Grace akan liburan ke Kolombia dan meninggalkan June sendiri di rumah. Setengah sadar dari mabuk sehabis pesta besar di rumahnya, June diingatkan untuk menjemput sang ibu di bandara. Setelah lama menunggu, ibunya tidak muncul sama sekali.
Dengan bantuan Heather (Amy Landecker), agen FBI bernama Park (Daniel Henney), dan freelancer dari TaskRabbit versi Kolombia bernama Javi (Joaquim de Almeida) June berusaha mencari ibunya lewat petunjuk-petunjuk yang didapatkannya lewat internet. Di situlah petualangan dari layar ke layar, dari kamera ke kamera dalam film ini dimulai.
[Gambas:Youtube]
Aneesh Chaganty yang sebelumnya menulis dan menyutradarai Searching kali ini menjabat sebagai pembuat cerita, lagi-lagi dengan rekannya Sev Ohanian dari film yang sama. Secara cerita, Missing memang cukup identik dengan Searching tapi itu tidak membuatnya lantas membosankan dan sekadar copy-paste. Justru karena keberhasilan Searching, Missing dibuat tiga kali lebih ekstra.
Adegan John Cho dalam film Searching (2018). Foto: dok. Sony Pictures ReleasingWill Merrick dan Nick Johnson didapuk sebagai penulis skenario dan sutradara buat Missing (ini adalah debut penyutradaraan mereka!). Kreativitas keduanya di Missing seolah tanpa batas. Meski nyaris keseluruhan adegan ditampilkan lewat layar laptop, ponsel, kamera CCTV, hingga smartwatch, Will Merrick dan Nick Johnson berhasil menciptakan ketegangan yang teramat sangat. Setiap layar yang terbuka di laptop June memberi efek cemas gegara terlalu banyak informasi yang disajikan di sana. Kalau kamu jeli, sejak adegan-adegan awal film kamu mungkin sudah bisa menemukan remah-remah petunjuk yang menuntun pada akhir cerita.
Will Merrick dan Nick Johnson juga sukses menciptakan sebuah film yang tidak hanya menarik, tapi juga mengajak penonton terlibat ke dalamnya. Menampilkan aplikasi-aplikasi yang sudah sering digunakan sehari-hari mulai dari Instagram, Facebook, Twitter, TikTok, Snapchat, Google (Map, Gmail), hingga aplikasi penyedia jasa TaskRabbit, menghilangkan jarak antara June yang sedang sibuk jadi detektif dengan penonton yang penasaran bagaimana akhir dari pencarian tersebut.
Kesuksesan Searching (2018) dalam menghadirkan 'screen movie' atau film yang adegan-adegannya ditampilkan lewat layar dan gadget membuat kreator Missing percaya diri untuk mendobrak batasan-batasan. Hasilnya adalah film yang believable dengan lapisan twist demi twist seru tapi tetap ramah ke penonton.
Meski tentu Missing tidak bisa dikatakan sempurna secara keseluruhan (seperti salah satunya bagaimana June bisa sangat tenang dalam menghadapi krisis sepanjang cerita), tapi film ini tidak gagal dalam membuat penonton curiga hingga akhir. Di tengah-tengah ketegangan itu pun Missing masih tetap bisa menyelipkan lelucon yang bikin terkikik, salah satunya easter egg Searching yang dijadikan serial Netflix.
Missing sudah tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini, Rabu (22/2/2023).
(aay/ass)Sentimen: negatif (94.1%)