Badai PHK Guncang Perusahaan di Seluruh Dunia Ternyata Warisan COVID-19
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) telah mengguncang banyak perusahaan multinasional di seluruh dunia. Ternyata keputusan PHK itu dilakukan karena dampak gangguan dari pandemi COVID-19.
Beberapa perusahaan raksasa dunia yang telah melakukan PHK antara lain Meta, Amazon, Microsoft sampai Disney.
Menurut laporan Challenger, Gray & Christmas disebutkan perusahaan di Amerika Serikat (AS) telah memangkas 103.000 pegawai pada Januari 2023 lalu. Ini merupakan yang terbesar sejak September 2020 lalu.
Laporan ini juga menyebut, namun perusahaan di AS juga membuka 517.000 pekerjaan baru pada bulan lalu. Angka ini tiga kali lebih besar dari perkiraan para analis.
Kondisi ini juga menunjukkan pasar tenaga kerja masih ketat. Terutama di sektor jasa yang sebelumnya tertekan pandemi seperti restoran dan hotel.
Dinamika ini disebut membuat pergerakan ekonomi AS sulit diprediksi. Bahkan belanja masyarakat juga tetap kuat meskipun dibayangi kenaikan suku bunga dan inflasi yang terus terusan naik.
Head of Global Strategy JP Morgan Asset Management David Kelly mengatakan bahwa kondisi ini adalah warisan anomali dari pandemi COVID-19. "Ada perbedaan antara pasar tenaga kerja ketat dan pasar tenaga kerja yang kuat," ujar dia, dikutip dari CNBC, Selasa (21/2/2023).
Dia menjelaskan banyak pengusaha yang tertekan saat mempertahankan pegawai dalam beberapa tahun terakhir.
Pada bulan lalu, Amazon mengumumkan memangkas 18 ribu pegawainya di seluruh divisi. Perusahaan yang berbasis di Seattle ini mempekerjakan 2,54 juta orang akhir tahun lalu, hampir dua kali lipat dari jumlah akhir 2019.
Selanjutnya Microsoft juga menyatakan akan memangkas 10 ribu orang atau 5% dari jumlah pegawai mereka. Perusahaan software raksasa ini memiliki 221 ribu pegawai akhir Juni lalu naik 144 ribu dari jumlah sebelum pandemi COVID-19.
Tak cuma itu Boeing juga berencana untuk menambah pegawai 10 ribu orang di divisi manufaktur dan teknik.
Namun Boeing juga akan memangkas 2.000 pegawai di departemen sumber daya manusia (SDM) dan keuangan. PHK ini dilakukan untuk membantu perusahaan menggenjot produksi pesawat baru untuk memenuhi kebutuhan pesanan United dan Air India.
(kil/das)Sentimen: netral (65.3%)