Bupati Kapuas Hulu ajak masyarakat perkuat kerukunan umat beragama
Elshinta.com Jenis Media: Nasional
Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan (kiri) dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Wahyudi Hidayat (kanan) melambaikan tangan kepada masyarakat saat menghadiri perayaan Hari Jadi ke 223 Tahun Kerajaan Jongkong, di Kecamatan Jongkong Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Minggu (18/2/2023). ANTARA/HO-Prokopim Setda Kapuas Hulu. (Teofilusianto Timotius)
Elshinta.com - Bupati Kapuas Hulu Kalimantan Barat Fransiskus Diaan mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama dalam bingkai persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman.
"Sesungguhnya masyarakat Kapuas Hulu masih satu garis keturunan yaitu suku Dayak, hanya saja mungkin berbeda keyakinan, oleh sebab itu jaga keharmonisan antara umat beragama," kata Fransiskus Diaan, di Putussibau Kapuas Hulu, Senin.
Disampaikan Fransiskus, pada peringatan Hari Jadi ke 223 tahun Kerajaan Jongkong, telah disampaikan silsilah oleh keturunan ke empat dari raja ke lima, bahwa raja pertama Kerajaan Jongkong berasal dari suku Dayak.
Hal tersebut membuktikan masyarakat Kapuas Hulu masih satu garis keturunan yaitu suku Dayak, oleh sebab itu masyarakat harus selalu menjaga kerukunan antar umat beragama, selalu harmonis serta menjaga persatuan dan kesatuan.
Diketahui peringatan Hari Jadi ke 223 tahun Kerajaan Jongkong diperingati pada Minggu (18/2) yang dipusatkan di Kecamatan Jongkong Kabupaten Kapuas Hulu tepatnya di daerah pesisir sungai Kapuas.
Fransiskus mengatakan ada hal menarik dari peringatan hari jadi kerajaan Jongkong tersebut, bukan hanya asal muasal keturunan, tetapi sebagai momentum untuk terus melestarikan adat dan budaya warisan nenek moyang.
"Saya melihat anak-anak mempertontonkan dan membawa tari tarian, berati ini sudah terjadi dari zaman kerajaan dulu kala, sehingga anak-anak kita sampai saat ini masih mengenal budaya kita pada masa lalu," katanya.
Dia mengatakan pelestarian adat dan budaya merupakan modal utama agar warisan adat budaya para leluhur tidak tergerus perkembangan zaman.
Oleh sebab itu, Hari Jadi ke 223 Tahun Kerajaan Jongkong masuk dalam Calendar of Events, sehingga bisa dijadikan sebagai agenda tahunan sebagai upaya pelestarian adat dan budaya serta dapat menarik perhatian wisatawan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan seperti itu, bahkan tahun depan peringatan Hari Jadi ke 223 Tahun Kerajaan Jongkong kita selenggarakan lebih meriah lagi," katanya.
Dia berpesan agar masyarakat selalu menjaga keharmonisan dan kerukunan di tengah perbedaan keyakinan dan keberagaman.
"Pemerintah daerah mengapresiasi atas terselenggaranya peringatan hari jadi kerajaan Jongkong, Mari kita lestarikan adat dan budaya leluhur dengan tetap merawat dan menjaga kerukunan antar umat beragama," pesan Fransiskus.
Sentimen: positif (91.4%)