Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi kenaikan pada suku bunga perbankan. Ini sejalan dengan transmisi kebijakan suku bunga acuan.

Data BI menyebutkan di pasar uang, suku bunga IndONIA tetap rendah, yang tercatat 5,47% pada 15 Februari 2023. Imbal hasil SBN tenor jangka pendek meningkat 100 bps dibandingkan dengan level sebelum kenaikan BI7DRR pada Juli 2022, sementara imbal hasil SBN tenor jangka panjang tetap terkendali.

"Suku bunga deposito 1 bulan pada Januari 2023 tercatat 3,95% atau meningkat 106 bps dibandingkan dengan level Juli 2022," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, ditulis Sabtu (18/2/2023).

-

-

Sementara itu, suku bunga kredit Januari 2023 tercatat 9,25% atau meningkat 31 bps dibandingkan dengan level Juli 2022 sejalan dengan masih memadainya likuiditas perbankan sehingga cukup kondusif bagi perbankan untuk menyalurkan kredit.

Kemudian Suku bunga kredit produktif menunjukkan peningkatan yang lebih terbatas dibandingkan Kredit Konsumsi. Terbatasnya respons suku bunga kredit produktif terjadi seiring dengan upaya bank menjaga kualitas kredit dan repayment capacity karena risiko kredit yang masih relatif tinggi, sebagaimana tercermin dari laporan BI.

"Suku bunga kredit baru produktif pada sektor ekonomi pada kuadran IV cenderung lebih responsif terhadap kenaikan suku bunga kebijakan yang mengindikasikan perbankan cenderung lebih selektif dalam menetapkan strategi pricing," tulis laporan BI.

Bank sentral menyebutkan respons perbankan terhadap kenaikan BI7DRR ke suku bunga simpanan dan kredit berlanjut secara terbatas.

Hal tersebut tercermin dari kenaikan Harga Pokok Dana Kredit (HPDK) yang diikuti dengan kenaikan SBDK dan suku bunga kredit baru pada periode laporan.

Kenaikan BI7DRR sebesar 200 bps sejak Juli 2022 telah direspons perbankan dengan meningkatkan suku bunga kredit baru sebesar 178 bps. "Respons suku bunga kredit baru pada kelompok kredit produktif cenderung lebih terbatas seiring dengan upaya bank menjaga kualitas kredit produktif," tulisnya.

(kil/eds)