Sentimen
Negatif (100%)
15 Feb 2023 : 17.25
Tokoh Terkait

IHSG Dihujani Sentimen Negatif dan Melemah

15 Feb 2023 : 17.25 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

IHSG Dihujani Sentimen Negatif dan Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan awal Rabu (15/02/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah. Pada pukul 09.01 IHSG berada di level 6.938,26 atau turun tipis 0,05%.

Pada pukul 09.01 IHSG menguat 0,25% menjadi 6.897,19. Selang tiga menit setelah dibuka indeks masih bergerak di zona negatif terkoreksi 0,14%.

Perdagangan menunjukkan terdapat 181 saham naik, 119 saham turun sementara 272 lainnya mendatar.

-

-

Per pukul 09.03 sekitar 667 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan mencapai Rp 364 miliar.

Sentimen negatif datang dari Amerika Serikat setelah laporan inflasi dirilis. Hal ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia berpotensi bergerak makin fluktuatif. Menurut data inflasi AS yang dirilis, pertumbuhan inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 6,4%, sementara pertumbuhan inflasi bulanan (month-on-month/mom) mencapai 0,5%.

Pertumbuhan inflasi AS secara tahunan ini berada di atas ekspektasi para pelaku pasar, yang sebelumnya memperkirakan pertumbuhan inflasi hanya sebesar 6,2% yoy. Hal ini membuat keyakinan para pelaku pasar mengenai kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menjadi goyah, terutama mengenai keputusan kenaikan suku bunga.

Menurut perangkat FedWatch, yang merupakan alat prediksi pasar yang dibuat oleh CME Group, para pelaku pasar memperkirakan akan terjadi kenaikan suku bunga setidaknya hingga tiga pertemuan ke depan. Sebelumnya, sebelum pembacaan inflasi AS, pelaku pasar mempercayai bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan terhenti pada pertemuan Juni nanti.

Namun, setelah hasil inflasi AS yang keluar, hal ini membuat aset ekuitas berpotensi terkoreksi karena akan terjadi penyesuaian ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga. Kenaikan suku bunga dapat membuat ekonomi melambat dan bahkan jatuh ke jurang resesi.

Saat ini investor juga akan menunggu pengumuman inflasi Inggris yang akan diumumkan hari ini. Menurut konsensus yang dihimpun oleh Trading economics, inflasi Inggris diperkirakan akan melandai menjadi 10,3% (yoy). Sebelumnya inflasi Inggris mencapai 10,5% (yoy).

Selain itu, dari dalam negeri, rilis data neraca perdagangan pada Rabu (15/2/2023) dan Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis nanti juga dinantikan oleh investor karena dapat mempengaruhi pergerakan indeks. Polling CNBC Indonesia yang melibatkan 12 lembaga/institusi memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia akan menembus US$ 3,47 miliar pada Januari 2023.

Nilai ini lebih rendah dibandingkan pada Desember 2022 yang tercatat US$ 3,89 miliar. Jika proyeksi ini benar-benar terjadi, maka surplus akan menjadi yang terendah sejak Mei 2022. Beberapa lembaga menjelaskan penyebab menyempitnya surplus karena anjloknya harga komoditas andalan Indonesia, khususnya harga batu bara.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, sebelumnya sudah memberikan kode bahwa suku bunga tidak akan dinaikkan lagi jika tidak ada kejadian yang luar biasa. Dalam kondisi saat ini, pasar akan melihat apakah BI masih tetap dengan pendiriannya yang sama atau memberikan sinyal suku bunga bisa naik lagi.


[-]

-

Belum Suram, APEI Sebut Pasar Modal Masih Bisa Tumbuh
(Muhammad Azwar/ayh)

Sentimen: negatif (100%)