Sentimen
Negatif (96%)
10 Feb 2023 : 20.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor

Tokoh Terkait

Sidak Pasar Bogor Tak Temukan Minyakita, Bima Arya Langsung Telepon Mendag

10 Feb 2023 : 20.30 Views 3

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

Sidak Pasar Bogor Tak Temukan Minyakita, Bima Arya Langsung Telepon Mendag

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Bogor, Bima Arya melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengecek langsung ketersediaan minyakita di pasar tradisional, Jumat (10/2/2023).

Dari hasil sidak di Pasar Kebon Kembang, minyakita diketahui masih langka. Meskipun ada beberapa toko yang baru saja mendapat kiriman minyak goreng Minyakita, namun distributor hanya memberi jatah ke pedagang tersebut 1-2 dus.

Melihat kondisi ini, Bima Arya pun langsung melaporkan kepada Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan melalui sambungan telepon.

"Tadi saya kontak juga ke Pak Menteri Perdagangan, beliau menjelaskan bahwa memang produksi kurang. Ditargetkan dalam waktu satu minggu, paling lambat dua minggu sudah bisa mencukupi," ujar Bima.

Selain langkanya minyakita di pasar tradisional, Bima Arya juga mendapat laporan ada distributor yang selama ini melakukan bundling minyakita dengan produk lainnya. Contohnya menjual minyakita satu unit dengan produk santan, sehingga pembeli minyak mau tidak mau juga harus membeli santan.

Mendapat laporan itu, Bima Arya langsung mendatangi distributor yang berada di Jalan MA Salmun. Bima kemudian menegur sekaligus menjelaskan tentang larangan mem-bundling sesuai dengan surat edaran Menteri Perdagangan Nomor 3 tahun 2023 Tentang Penjualan Minyak Goreng Rakyat yang diterbitkan pada 6 Februari 2023.

"Jadi tadi kita telusuri langsung ke distributornya, saya tegur enggak boleh di bundling semua harus terpisah," tegasnya.

Selain kurangnya pasokan, kelangkaan minyakita juga disebabkan karena adanya peralihan konsumen minyak goreng premium ke minyakita.

Seorang pedagang bahan pangan di Pasar Kebon Kembang, Ponny mengungkapkan saat ini pembeli minyakita dibatasi.

"Satu toko pun cuma dikasih jatah satu atau dua dus, satu dus isi 12, harga jual itu sudah sesuai HET Rp 14 ribu per kg," katanya.

Biasanya, ketika persediaan minyakita habis, konsumen rumah tangga akan beralih ke minyak kemasan.

"Kalau penjual mereka beralih ke minyak curah," ujarnya.

Komoditi minyakita mulai berdatangan ke pasar, meskipun harga jualnya lebih mahal dari HET. Namun yang dikeluhkan oleh pedagang dan pembeli adalah karena pembeliannya harus "dikawinkan" dengan produk lain.

Sentimen: negatif (96.6%)