Pasar Modal Terguncang, 32 Saham Anjlok hingga ARB, Ada Apa?
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini terkoreksi cukup parah. Meski ditutup pada level 6.880 dengan pelemahan 0,25%, IHSG sempat ambles lebih dari 1% pada perdagangan sesi I pagi ini.
IHSG yang melemah merupakan cerminan dari saham-saham yang diperdagangkan juga melemah. Bahkan, setidaknya ada 32 saham yang mengalami auto reject bawah alias ARB, beberapa di antaranya emiten tenar seperti Unilever (UNVR) dan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO).
Lalu, sebetulnya alasan dari kejadian ini?
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, kejadian ini merupakan kondisi yang wajar dalam pasar saham menjelang data neraca perdagangan atau trade balance minggu depan.
"Ini lebih ke arah konsolidasi yang wajar saja, di tengah jelang data trade balance minggu depan," kata William, saat dihubungi detikcom, Jumat (10/2/2023).
Lebih lanjut William menjelaskan, meski rentang pergerakannya jadi terlihat jauh lebih besar hingga sempat terkoreksi mencapai 1% tersebut, kondisi ini tidak akan berlangsung lama.
"Walaupun jadi terkesan turun dalam, tapi nanti Senin atau Selasa akan mulai terlihat rebound," ujar William.
"Walaupun memang market ini belum terlalu ditunjang capital inflow ya, secara year to date kan masih outflow. Tapi kalau lihat dari stabilnya perekonomian, harusnya sih market masih cukup fine-fine saja," sambungnya.
Di sisi lain, William tak menampik sentimen global dan regional memberikan pengaruh terhadap pasar saham, salah satunya kondisi di mana bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang disebut-sebut masih akan menaikkan suku bunganya.
Sementara itu, menurut Direktur Equator Swarna Capital Hans Kwee, terkoreksinya IHSG hingga di atas 1% ini disebabkan oleh dua faktor besar, antara lain penurunan harga batu bara dan rencana The Fed menaikkan suku bunga acuannya.
"Pertama harga batu bara acuan dunia yang turun di bawah US$ 200. Kemarin-kemarin kan pasar komoditas sedang naik, batu bara sempat menyentuh US$ 400. Sehingga, kini banyak harga komoditas yang terkoreksi," katanya, saat dihubungi terpisah.
Sementara itu, pernyataan pejabat The Fed yang berencana akan menaikkan suku bunga juga menjadi salah satu pendorong terkoreksinya IHSG. Bahkan, diperkirakan suku bunga acuan The Fed dapat mencapai 5,1%.
"Artinya, bisa ada kenaikan sampai 50 basis poin. Nggak cuma di Indonesia, tetapi pasar global mayoritas terkoreksi akibat faktor tadi," terangnya.
Lebih lanjut Hans mengatakan, akibatnya saat ini pasar tengah menantikan data inflasi dari AS. Pelaku pasar pun menjadi lebih waspada dalam mengambil tindakan. Dalam hal ini, Hans mengakui, inflasi AS memberikan dampak yang cukup besar bagi sentimen pasar.
"Bukan hanya itu, siklus seasonal di Amerika bulan Februari ini, biasanya pasar terkoreksi ya. Oleh karena itu, pasarnya cenderung tertekan turun," ujar Hans.
"Memang kemarin itu juga ada masalah besarnya adalah data nonfarm payrolls-nya Amerika, naik dua kali lipat dibanding ekspektasi. Hal itu menunjukkan belanja mereka kuat sekali, nah itu juga menyebabkan pasar terkoreksi turun," jelas Hans.
Lanjut ke halaman berikutnya.
Sentimen: negatif (86.5%)