Sentimen
Negatif (79%)
8 Feb 2023 : 23.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Timika

Panglima TNI Klaim Telah Larang Gunakan Bandara Paro Papua Karena Daerah Rawan

8 Feb 2023 : 23.33 Views 3

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Panglima TNI Klaim Telah Larang Gunakan Bandara Paro Papua Karena Daerah Rawan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono mengklaim telah melarang penggunaan landasan di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua karena lokasinya rawan.

Diketahui, landasan Bandara Distrik Paro ini merupakan lokasi dibakarnya pesawat Susi Air oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Baca juga: Pasca-Insiden Pembakaran Pesawat Susi Air, Panglima TNI: Tak Semua Daerah Papua Rawan

"Sebenarnya dari awal sudah kita larang waktu itu untuk melaksanakan terbang ternyata mereka (maskapai Susi Air) memaksakan," kata Yudo setelah rapat pimpinan (rapim) TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Yudo mengakui rawannya lokasi tersebut karena minimnya aparat dari TNI hingga Polri di lokasi.

"Daerah situ banyak rawannya karena memang aparat TNI Polri di situ sangat kecil sehingga sedikit daerahnya dirasa aman," ucap Yudo.

Sebelumnya, Polisi membeberkan kronologi pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri menyebut kasus itu berawal saat adanya 15 pekerja pembangunan sebuah puskesmas di Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

"Ada kelompok itu datang, yang mereka mencurigai bahwa 15 pekerja yang akan membangun bangunan puskesmas di Paro itu, ada anggota TNI atau BIN di dalam. Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun puskesmas," kata Mathius di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Baca juga: Profil Sebby Sambom, Jubir TNPB OPM yang Sebut KKB Papua Sandera Pilot Pesawat Susi Air

Mathius menerangkan ada lima pekerja yang tidak memiliki kartu identitias diri. Mendapat laporan itu, TNI dan Polri hendak mengevaluasi belasan pekerja tersebut.

"Lanjutan dari prakejadian tanggal 4,5 dan 6 (Februari), kita sudah susun rencana rapat di Timika, apabila nanti pesawat masuk kita akan bawa keluar para pekerja ini," ucapnya.

Singkat cerita, pesawat Susi Air yang dipiloti warga negara Selandia Baru, Philips Max Marthin sampai di Bandara Distrik Paro pada Selasa (7/2/2023).

Pesawat yang membawa lima penumpang itu rencananya akan digunakan untuk mengangkut 15 pekerja bangunan yang dicurigai KKB.

Baca juga: 5 Penumpang Pesawat Susi Air Berhasil Dievakuasi, Pilot Masih dalam Pencarian

Saat itu, lima penumpang pesawat dilepas karena merupakan warga asli Papua. Namun, pesawat tersebut ditahan hingga dibakar oleh KKB.

Sentimen: negatif (79.8%)