Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Indonesia
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Tertinggi Sejak 2014
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, Indonesia sempat mencetak pertumbuhan ekonomi negatif saat diterpa badai pandemi Covid-19 pada 2020. Namun dengan berbagai upaya perekonomian nasional terus menunjukan resiliensi dan beranjak pulih lebih cepat.
Didukung fundamental ekonomi nasional yang kuat, aktivitas ekonomi domestik tetap bergeliat meski kondisi global masih mengalami perkembangan yang pasang surut. Bauran berbagai kebijakan dan strategi konstruktif yang diambil Pemerintah, salah satunya melalui Program PC-PEN, berhasil menjadi kunci keberhasilan dalam mendorong laju ekonomi nasional.
Menko Airlangga menjelaskan, keberhasilan perjuangan tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan IV-2022 yang tumbuh solid sebesar 5,01 persen (yoy). Secara full year, pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2022 juga mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,31 persen.
Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar 5,2 persen dan kembali mencapai level 5 persen seperti sebelum pandemi.
"Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari angka pre-covid yang rata-rata sebesar 5 persen dan ini merupakan angka yang tertinggi sejak masa pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo,” ungkap Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).
Dari sisi demand, mayoritas komponen pengeluaran pada Triwulan IV-2022 tumbuh kuat. Didukung windfall komoditas unggulan, ekspor mampu tumbuh double digit mencapai 14,93 persen (yoy). Sementara itu, impor tumbuh 6,25 persen (yoy) dengan didorong oleh kenaikan impor barang modal dan bahan baku.
Lebih lanjut, laju pertumbuhan konsumsi sebagai kontributor utama PDB tercatat sebesar 4,48 persen (yoy) seiring dengan pertumbuhan PMTB sebesar 3,33 persen (yoy) dan Konsumsi LNPRT sebesar 5,70 persen (yoy).
Meski demikian, Konsumsi Pemerintah masih mengalami kontraksi sebesar -4,77 persen (yoy).
Sentimen: positif (49.8%)