Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Penjual Suvenir Takut 'Ambyar' Jika Tarif Candi Borobudur Rp750 Ribu
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Ida, pedagang suvenir di sekitar Taman Wisata Candi Borobudur tampak bengong sembari memegang handphone di bawah matahari yang sedang terik-teriknya.
Ia memikirkan nasibnya jika wacana tarif tiket Candi Borobudur sebesar Rp750 ribu untuk wisatawan domestik benar-benar diberlakukan.
Masalahnya, pendapatan Ida sudah turun selama dua hari terakhir atau sejak wacana tarif Rp750 ribu bergulir di masyarakat. Ia merasa wisatawan yang datang tidak seramai biasanya.
"Mumet saya, meh kepiye-piye. Padahal kalau tak baca itu juga masih wacana, tapi yang datang jadi sepi begitu," keluh Ida saat ditemui CNNIndonesia.com, Selasa (7/6).
Padahal kantong Ida sudah mulai penuh sejak aturan PPKM dilonggarkan beberapa waktu terakhir. Sejak libur Lebaran, ia kembali meraup keuntungan sekitar Rp500 ribu per hari.
Saat ini, Ida masih tetap kekeh membuka lapaknya di dalam area parkir Candi Borobudur. Ia masih enggan untuk pindah walaupun pemerintah sedang mendiskusikan untuk mematok tarif Rp750 ribu untuk turis lokal.
"Belum, masalahnya saya masih ada balita. Kalau pun misalnya di luar seperti yang ada di Malioboro itu ya masih belum," ucap Ida.
Seperti Ida, Kris pedagang suvenir lainnya berharap pemerintah membatalkan rencana pengenaan tarif untuk naik ke atas candi sebesar Rp750 ribu. Ia takut kantongnya kembali kempis jika kebijakan itu diberlakukan.
"Ya kalau segitu, nanti orang nggak punya lagi uang buat beli suvenir," kata Kris.
Walaupun begitu, Kris juga enggan memindahkan lapaknya ke tempat lain. Ia menganggap bahwa pindah lapak sama halnya dengan membuka usaha dari awal.
"Belum lagi nanti buat sewanya tokonya, pindah-pindah barang juga pasti butuh orang lain dan tidak mungkin itu gratis kan," kata Kris.
Sebelum pandemi covid-19, Ida dan Kris bisa dengan mudah mendapatkan Rp1-2 juta setiap hari. Wisatawan tak henti-hentinya datang untuk melihat kemegahan Candi Borobudur.
Ida mulai membuka lapak suvenir khas Candi Borobudur sudah lebih dari 20 tahun, sedangkan Kris 10 tahun.
Barang yang dijual oleh keduanya hampir sama, seperti topi caping, hiasan magnet dengan gambar Candi Borobudur, aksesoris, gantungan kunci, hingga mainan tradisional.
Harga suvenir yang ditawarkan berbeda untuk turis lokal dan turis internasional. Harga topi caping dibanderol Rp30-50 ribu untuk turis lokal, sedangkan untuk turis internasional Rp100-150 ribu.
"Ya berbeda dua kali lipatnya lah. Tapi biasanya yang paling banyak beli itu dari turis asing. Mereka bisa beli lebih banyak," ucap Ida.
Maka dari itu, mereka berharap wacana untuk mematok tarif Candi Borobudur mencapai Rp750 ribu dibatalkan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengusulkan agar tarif masuk Candi Borobudur dikenakan Rp750 ribu untuk turis domestik.
Namun, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) Edy Setijono mengatakan tarif Rp750 ribu hanya berlaku untuk pengunjung yang naik ke candi.
"Jadi orang yang naik ke Borobudur sedapat mungkin itu yang betul-betul punya kepentingan mendalam ke Borobudur. Oleh karenanya, ditetapkanlah perimeter kedua yaitu dengan menggunakan harga," jelas Edy.
Sementara, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Agung Hardjono menyebut kondisi Candi Borobudur mengkhawatirkan saat ini.
Agung menjelaskan kebijakan tarif Rp750 ribu diusulkan dalam rangka konservasi. Menurutnya, pemerintah hendak membatasi jumlah pengunjung demi menjaga kondisi candi.
Agung menyampaikan kebijakan itu juga untuk mengurangi aktivitas wisatawan yang tak pada tempatnya. Dia mencontohkan perilaku buang sampah sembarangan di candi yang masih banyak dilakukan.
Meski demikian, ia mengatakan rencana tersebut masih akan dibahas kembali. Agung berkata keputusan akan diambil pekan depan.
"Usulan tarif Rp750 ribu ini belum final atau berpotensi diturunkan karena masih akan dibahas dan diputuskan oleh presiden dalam minggu depan," tutup Agung.
[-]
(auz/aud)Sentimen: positif (49.2%)