Sentimen
Positif (100%)
31 Jan 2023 : 22.19
Tokoh Terkait

Simak Baik-baik! Arah Kebijakan BI Hadapi Dunia Suram di 2023

31 Jan 2023 : 22.19 Views 4

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Simak Baik-baik! Arah Kebijakan BI Hadapi Dunia Suram di 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, pihaknya akan terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi nasional.

"Bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia merupakan bagian dan bersinergi erat dalam kebijakan ekonomi nasional, antar kebijakan moneter dan kebijakan fiskal," jelas Perry dalam konferensi pers KSSK, Selasa (31/1/2023).

-

-

Kebijakan bank sentral, kata Perry juga akan selalu bersinergi dengan kebijakan-kebijakan di bawah KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan).

Perry mengungkapkan, dalam menghadapi dan di tengah gejolak ekonomi global, serta untuk menurunkan inflasi, kebijakan moneter difokuskan untuk menjaga pro stabilitas.

Kebijakan BI lainnya, baik itu makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, dan program ekonomi inklusif dan hijau terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sejalan dengan arah bauran tersebut, di bidang moneter BI juga akan terus memperkuat kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas melalui penguatan dan optimalisasi kebijakan suku bunga, stabilisasi nilai tukar, dan memperkuat kecukupan cadangan devisa.

"BI sejak Agustus 2022, dengan secara terukur menaikkan BI-7 Days Reverse Repo Rate sebagai langkah front loaded, preemptive, dan forward looking dalam memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan," jelas Perry.

BI meyakini suku bunga acuan yang sebesar 5,75% saat ini, memadai untuk memastikan inflasi inti dan inflasi umum akan dapat kembali kepada sasaran 3% plus minus 1%.

"Memastikan inflasi inti tetap berada pada kisaran 3% plus minus 1% pada semester I-2023 dan IHK kembali ke sasaran 3% plus minus 1% pada semester II-2023," kata Perry lagi.

Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah juga dilakukan dalam rangka mengendalikan inflasi barang impor atau imported inflation. Hal ini diperkuat dengan operasi moneter valas.

Termasuk implementasi instrumen term deposit valas dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai mekanisme pasar, sesuai aturan BI yang sudah diterbitkan pada 20 Desember 2022.

"Cadangan devisa juga terjaga tinggi, yang pada akhir 2022 tercatat US$ 137,2 miliar dan tingkat kecukupan cadangan devisa ini melebih standar internasional dan juga lebih memadai untuk sebagai instrumen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," jelas Perry.

Adapun di bidang kebijakan makroprudensial, kata Perry, BI terus memperkuat kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan, untuk terus mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan dari perbankan, dalam dunia usaha untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Besaran insentif makroprudensial kepada bank penyalur KUR dan kredit UMKM ditingkatkan dua kali lipat menjadi paling besar 1%.

Selain itu pemberian insentif juga diberikan terhadap penyaluran kredit pembiayaan hijau, yaitu kredit pembiayaan properti dan atau kendaraan bermotor berwawasan lingkungan yg diberikan paling besar 0,3%

"Pemberian insentif tersebut meningkatkan besaran total insentif makroprudensial yang dapat diterima bank dari sebelumnya 200 bps atau 2%, menjadi paling besar 280 bps atau 2,8%," jelas Perry.


[-]

-

Hore! Kamu Masih Bisa Beli Rumah & Mobil Tanpa Uang Muka
(cap/cap)

Sentimen: positif (100%)