Rupiah Dibuka Tertekan ke 14.975 per Dolar AS, tapi Punya Kans Menguat
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah berpotensi menguat pada Jumat dibayangi berkurangnya peluang resesi di Amerika Serikat (AS).
Kurs rupiah pada Jumat pagi dibuka tertekan 28 poin atau 0,18 persen ke posisi 14.975 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.948 per dolar AS.
"Rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS pada hari ini karena sentimen positif pasar terhadap aset berisiko setelah data PDB AS kuartal IV mengindikasikan potensi resesi berkurang di AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Jumat (27/1/2023).
Data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal IV-2022 menunjukkan pertumbuhan 2,9 persen, lebih tinggi dari ekspektasi 2,6 persen.
Ariston menuturkan indikasi potensi resesi tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya juga sudah disampaikan oleh kepala Dana Moneter Internasional (IMF) di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, pekan lalu.
Ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga acuan AS yang hanya 25 basis poin (bps) pada rapat bank sentral AS, The Fed, di Februari 2023, juga masih menjaga potensi penguatan rupiah.
Pedagang secara luas memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada Rabu depan (1/2), turun dari kenaikan 50 bps pada Desember 2022.
Ariston memproyeksikan potensi penguatan nilai tukar rupiah ke arah 14.880 per dolar AS, dengan resisten di kisaran 15.000 per dolar AS.
Sentimen: netral (47.1%)