Dolar AS Jeblok ke Level Terendah 9 Bulan, Rupiah Liar!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berfluktuasi di awal perdagangan Kamis (26/1/2023) saat indeks dolar Amerika Serikat (AS) sedang terus menurun. Memanasnya situasi di Ukraina membuat rupiah sebagai aset emerging market kurang diuntungkan, di sisi lain dolar AS masih tertekan akibat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed (bank sentral AS) yang lebih rendah.
Begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,13% ke Rp 14.940/US$. Penguatan tersebut terakselerasi hingga 0,4% sebelum berbalik melemah 0,13% ke Rp 14.980/US$ pada pukul 9:06 WIB.
Perang Rusia-Ukraina memasuki babak baru setelah Jerman mengizinkan pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina untuk membantu negeri itu menghalau serangan Rusia.
Amerika Serikat dikabarkan akan mengikuti langkah Jerman tersebut. Negara Paman Sama diberitakan akan mengirim 31 tank perang M1 Abrams untuk menghalau serangan Rusia.Presiden Rusia Vladimir Putin tentu saja mengkritik keras langkah kedua negara dan menyebutnya sebagai "provokasi terang-terangan".
"Tank-tank ini akan terbakar seperti lainnya. Yang membedakan mereka adalah harganya yang sangat mahal," tutur Putin, dikutip dari BBC.
Selain itu pelaku pasar juga menanti kepastian kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) pekan depan. Pasar memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin, lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya 50 basis poin.
Pada pekan lalu, salah satu pejabat elit The Fed, Christopher Waller juga sudah menyatakan dukungannya terhadap kenaikan 25 basis poin.
Hal ini membuat indeks dolar AS terus tertekan. Pada perdagangan Rabu, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini merosot 0,27% dan masih turun 0,06% pagi ini ke 101,57 yang merupakan level terendah dalam 9 bulan terakhir.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[-]
-
Terkapar Lawan Dolar AS, Rupiah Dekati Level Rp 15.600/USD
(pap/pap)
Sentimen: negatif (99.9%)