Duh! Saham AA Gym & Yusuf Mansur Rugikan Ummat Puluhan Miliar
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten fashion PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) terus turun dan sudah mendekati level gocap. Penurunan harga saham ZATA banyak merugikan para investor ritel.
Selain terkenal karena dibekingi oleh Haji Asep 'sultan' Subang, nama K.H. Abdullah Gymnastiar yang lebih akrab disapa AA Gym juga tercatut di dalam daftar komisaris perusahaan.
Harga saham ZATA ditutup turun 5,63% ke Rp 67/unit pada perdagangan kemarin, Rabu (25/1/2023). Di sepanjang tahun 2023, harga saham ZATA telah anjlok 40%.
Penurunan harga saham ZATA menyusul aksi jual pemegang sahamnya yaitu PT Lembur Sadaya Investama (LSI) milik Haji Asep Sulaeman Sabanda seorang crazy rich asal Subang.
Sekedar informasi, ZATA resmi tercatat di BEI pada 10 November 2022 lalu. Dalam prospektus perseroan, ZATA melepas 1,7 miliar saham baru atas nama yang mewakili 20,01% modal ditempatkan dan disetor penuh.
Sebelum IPO, LSI menggenggam 6.196.000.000 atau setara dengan 91,2% kepemilikan di ZATA. Namun setelah IPO, kepemilikan LSI terdilusi menjadi 72,93%.
Di tengah tren penurunan harga saham yang terus terjadi tersebut, LSI dilaporkan melakukan aksi jual saham untuk tujuan divestasi sebanyak 3 kali.
Transaksi pertama terjadi pada 12 Januari 2023, ketika LSI menjual 40 juta saham di harga rata-rata Rp 110/unit dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,4 miliar. Saat transaksi ini terjadi harga saham ZATA turun 6,36% dan ditutup di Rp 103/unit.
Transksi kedua dilakukan sehari setelahnya atau tepatnya di 13 Januari 2023. Dalam laporan keterbukaan informasi, LSI melepas sebanyak 150 juta saham ZATA di harga rata-rata Rp 100/unit dan nilai transaksinya mencapai Rp 15 miliar. Harga saham ZATA ditutup turun 1,94%.
Terakhir, transaksi dilakukan pada 17 Januari 2023 dan menjadi transaksi penjualan terbesar LSI. Sebanyak 720 juta saham ZATA dilepas oleh LSI di harga rata-rata Rp 95/unit. Nilai transaksinya mencapai Rp 68,4 miliar dan harga saham ZATA saat itu ditutup melorot 6,06% di Rp 93/unit.
Secara total, LSI telah mendivestasikan kepemilikannnya di saham ZATA sebanyak 910 juta yang membuat kepemilikan LSI di saham ZATA turun menjadi 62,22% dan mengantongi uang sebanyak Rp 87,8 miliar.
Transaksi divestasi tersebut menjadi kontroversial lantaran tidak mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berdasarkan Pasal 2 POJK No.25/2017, pihak yang memperoleh efek bersifat ekuitas dari emiten dengan harga/nilai konversi dan/atau harga pelaksanaan di bawah harga IPO dilarang mengalihkan kepemilikan efek bersifat ekuitas tersebut selama 8 bulan.
Sebelum transaksi divestasi dilakukan, harga saham sempat terbang. Pada saat harga saham mengalami kenaikan signifikan, banyak investor ritel yang ikut masuk sehingga terjebak dan nyangkut. Hal ini tercermin dari data transaksi broker.
Banyak dari broker-broker saham yang terafiliasi dengan investor ritel masuk ke saham ZATA di harga tinggi. Setidaknya apabila mengacu pada data transaksi broker, rata-rata harga beli saham ZATA oleh para ritel di kisaran Rp 184-212.
Apabila dikalkulasi secara kasar, total saham ZATA milik investor ritel yang saat ini sedang tersangkut karena ARB berjilid-jilid mencapai hampir Rp 50 miliar.
Kode Broker
Nama Sekuritas
Net Buy (Lot)
Avg Price
Value
YP
Mirae Aset Sekuritas
700,871
212
14,832,532,973
CC
Mandiri Sekuritas
557,916
204
11,377,580,988
XC
Ajaib Sekuritas Asia
364,412
205
7,474,454,532
EP
MNC Sekuritas
215,749
208
4,497,503,654
NI
BNI Sekuritas
194,019
208
4,034,043,048
XL
Mahakarya Artha Sekuritas
127,244
199
2,536,354,652
AZ
Sucor Sekuritas
96,510
184
1,776,073,530
PD
Indopremier Sekuritas
83,199
201
1,670,635,920
DH
Sinarmas Sekuritas
79,800
203
1,623,211,800
Masuknya investor terutama ritel ke saham ZATA juga diperkuat dengan data jumlah pemegang saham. Per 30 November 2022, jumlah pemegang saham ZATA mencapai 8.428. Namun per 31 Desember 2022, jumlah pemegang saham ZATA mencapai 9.398 atau terjadi kenaikan 970 dalam satu bulan.
Aktivitas perdagangan saham ZATA juga mendapat perhatian khusus dari BEI, sampai-sampai mendapat cecaran terkait volatilitas transaksi yang terjadi.
Dalam surat pertanyaan yang dilayangkan oleh BEI kepada perseroan, harga saham ZATA telah turun nyaris 21% per 18 Januari 2023 dibandingkan seminggu sebelumnya.
Rata-rata volume dan frekuensi perdagangan saham ZATA pada 12-18 Januari tercatat sebesar 26.957.280 saham dan 2.302 kali. Angka tersebut jauh menurun dibandingkan pada 11 Januari yang mencapai 76.574.600 dengan frekuensi transaksi sebanyak 6.331x.
Selain ZATA, Haji Asep Sulaeman Sabanda juga memiliki beberapa perusahaan yang berstatus 'Tbk' yaitu PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) dan PT Indo Pureco Tbk (IPPE). Kedua saham tersebut juga mengalami penurunan yang signifikan.
Rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar, penurunan harga saham ZATA, IPPE dan BEBS disangkut pautkan dengan gagal bayar repo yang juga menyeret salah satu anggota bursa yaitu PT Royal Investium Sekuritas hingga disuspensi oleh BEI akibat MKBD yang tidak memenuhi persyaratan.
Untuk diketahui, harga saham BEBS memang sempat melaju kencang pasca IPO. Namun setelah mengalami kenaikan yang signifikan, harga juga anjlok tajam setelah melakukan stock split dan sementara ini disuspensi.
Saham BEBS sendiri bahkan sempat menjadi saham favorit Ustadz Yusuf Mansyur (UYM) yang sempat dipromosikan oleh UYM di media sosial. Namun kini ketiga emiten saham yang terafiliasi dengan pemuka agama maupun sang Haji tersebut telah mengalami penurunan harga yang signifikan yang berimbas pada besarnya kerugian yang ditanggung investor ritel.
[-]
-
Sebelum IPO, Elzzata Angkat Aa Gym Jadi Komisaris Hingga 2027Sentimen: negatif (99.9%)