Sentimen
Negatif (66%)
20 Jan 2023 : 21.46
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kelapa Gading

Partai Terkait

Kode BI Tak Kerek Suku Bunga Lagi, Negara Sudah Tak Genting?

21 Jan 2023 : 04.46 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Kode BI Tak Kerek Suku Bunga Lagi, Negara Sudah Tak Genting?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) Kamis kemarin kembali menaikkan suku bunga acuannya. Tetapi yang menarik, Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan kode suku bunga tidak akan dinaikkan lagi, posisi saat ini disebut sudah memadai untuk meredam inflasi.

Lantas apakah artinya kondisi genting sudah berlalu?

Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengingatkan agar semua pihak waspada atas ketidakpastian global ini.

-

-

Indonesia berisiko terdampak, meskipun ekonomi nasional masih mampu tumbuh positif setahun kemarin.

"Banyak yang belum memiliki perasaan yang sama. Bahwa kita sekarang ini berada dalam kegentingan global. Kita merasa normal-normal saja padahal keadaan semua negara, termasuk Indonesia itu, berada pada kegentingan global," ungkap Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Musyawarah Dewan Partai Partai Bulan Bintang di Kelapa Gading, Jakarta, dikutip Selasa (17/1/2023).

Salah satu kondisi genting yang dimaksud yakni inflasi yang tinggi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Desember yang juga menjadi satu tahun penuh 2022 tercatat sebesar 5,51%, tertinggi sejak 2014, atau saat akhir periode Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan awal Jokowi menjabat RI 1.

Meski demikian, inflasi tersebut sebenarnya menurun dari bulan September 2022 yang nyaris mencapai 6%.

Inflasi inti Desember dilaporkan tumbuh 3,36%, menjadi yang tertinggi sejak Februari 2017.

Meski cukup tinggi, tetapi inflasi tersebut bisa dikatakan terkendali. Apalagi setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertalite pada September lalu, yang dikhawatirkan memicu lonjakan inflasi hingga 8% seperti pada 2013 dan 2014.

BI pun optimistis inflasi inti masih di bawah 4% di semester pertama tahun ini, sehingga memberikan kode suku bunga tidak dinaikkan setelah kemarin mengerek 25 basis poin menjadi 5,75%.

Sejak Agustus lalu, BI sudah menaikkan suku bunga sebesar 225 basis poin.

"Kenaikan 225 bps adalah yang terukur. Kenaikan secara akumulatif ini memadai untuk memastikan inflasi inti tidak akan lebih tinggi dari 3,7% pada Semester I-2023," tutur Perry, dalam konferensi pers pengumuman Hasil RDG Januari 2023,Kamis (19/1/2023).

Perry menambahkan jika tidak ada informasi yang extraordinary dan kondisi di luar perkirakan maka kenaikan suku bunga sebesar 225 bps sudah memadai.

Pernyataan Perry ini menjadi sinyal jika BI kemungkinan besar tidak akan menaikkan suku bunga lagi jika tidak ada kondisi yang luar biasa.

"Kalau tidak ada informasi yang extraordinary, yang kita tidak bisa kita lihat dan kondisi di luar perkiraan, maka kata memadai sudah bisa menjawab pertanyaan tersebut," imbuh Perry menjawab pertanyaan apakah BI masih akan menaikkan suku bunga ke depan.

Dengan inflasi yang terkendali, maka daya beli masyarakat tentunya akan terjaga. Konsumsi rumah tangga sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia tentunya masih akan kuat. Apalagi dengan suku bunga tidak terlalu tinggi.

Kondisi dalam negeri terlihat kondusif, kini tinggal melihat eksternal apakah adakan ada kejadian yang extraordinary atau tidak.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> China Bangkit, The Fed Diramal Pangkas Suku Bunga Tahun Ini

Sentimen: negatif (66.7%)