Ramalan BI 'Gelap', Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Lesu Tahun Ini
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta -
Ekonomi global disebut akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat. Bank Indonesia (BI) memprediksi ekonomi global akan tumbuh 2,3% dari sebelumnya tumbuh 2,6%,
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang masih belum maksimal karena belum selesainya perang Rusia dan Ukraina. Kemudian ditambah dengan kebijakan moneter ketat yang diterapkan oleh sejumlah negara maju untuk melawan inflasi.
Tak cuma itu, adanya potensi resesi di Amerika Serikat (AS), Eropa serta dihapusnya kebijakan nol covid di China, akan menahan laju pertumbuhan ekonomi global.
Dia mengungkapkan dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi global, tekanan inflasi juga akan mereda. Meskipun laju inflasi masih akan berada di level tinggi karena harga energi dan pangan yang masiah terus naik.
Menurut Perry, ekonomi global di tahun berikut bisa tumbuh lebih tinggi. Pasalnya inflasi yang mulai mereda dan suku bunga bisa lebih kecil.
Perry menambahkan, pertumbuhan ekonomi nasional diramal akan berlanjut. "Pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan berlanjut, meskipun sedikit melambat ke titik tengah kisaran 4,5-5,3%," kata Perry dalam konferensi pers, di Gedung BI, Kamis (19/1/2023).
Dia mengatakan konsumsi rumah tangga diperkirakan bakal tumbuh lebih tinggi sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pasca penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM).
Kemudian untuk juga diperkirakan akan membaik didorong oleh membaiknya prospek bisnis, meningkatnya aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta berlanjutnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).
Ekspor diperkirakan tumbuh lebih rendah akibat melambatnya ekonomi global, meskipun akan termoderasi dengan permintaan dari China.
Berdasarkan lapangan usaha, prospek sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi, serta konstruksi diperkirakan tumbuh cukup kuat didorong kenaikan permintaan domestik.
"Sementara secara spasial, pertumbuhan ekonomi yang kuat diperkirakan terjadi di seluruh wilayah seiring dengan membaiknya permintaan domestik," jelasnya.
(kil/das)
Sentimen: netral (79.8%)