Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Gucci
Club Olahraga: Bordeaux
Tokoh Terkait
Kisah Hidup Miliarder François Pinault, Awalnya Jualan Kayu Kini Jadi Bos Barang Mewah
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Liputan6.com, Jakarta François Pinault cukup terkenal di industri fesyen dunia. Miliarder kelahiran Prancis ini menjadi konglomerat grup Kering yang menghasilkan beberapa merek mewah. Bahkan keluarganya pun ikut mengelola lebih dari selusin merek kelas atas, termasuk Gucci, Balenciaga, dan Yves Saint Laurent.
Tanpa disangka sebelum jadi orang tajir seperti saat ini, Pinault dulunya hanya berbisnis kayu. Lantas, bagaimana kisah hidupnya?
Melansir South China Morning Post, Jumat (13/1/2023), Pinault lahir pada tahun 1936 di Brittany, Prancis. Dalam riwayat pendidikannya, Pinault pernah bersekolah di College Saint-Martin di Rennes, Prancis.
Saat masih jadi pelajar, teman-teman sekelasnya menindas Pinault karena latar belakangnya yang buruk. Karena itulah, dia keluar pada usia 16 tahun untuk memulai pekerjaan pertamanya di bisnis kayu ayahnya.
Pada awal 1960-an, Pinault meminjam USD 107.000 dari keluarganya dan bank untuk meluncurkan perusahaan pertamanya, Les Établissements François Pinault, sebuah perusahaan perdagangan kayu. Barulah pada awal 70-an, dia mulai membangun kerajaan dengan membeli perusahaan kayu yang lebih kecil.
Mengakuisisi Printemps Department Store Prancis
Selanjutnya pada tahun 1990-an, Pinault mampu melampaui bisnis perkayuannya. Dia mengakuisisi Printemps department store Prancis - kesepakatan kontroversial yang menempatkan Pinault di peta - kemudian menambahkan kebun anggur ke portofolionya dengan mengakuisisi Chateau Latour, kilang anggur di Bordeaux.
Pada tahun 1994, perusahaan berganti nama menjadi Pinault Printemps Redoute atau PPR, setelah mengakuisisi La Redoute, pengecer pesanan lewat pos Perancis.
Bersaing dengan CEO LVMH
Pada pertengahan 1990-an pula Pinault membuat beberapa tawaran yang gagal untuk masuk ke pasar jasa keuangan. Namun pada akhir dekade, dia mulai tertarik pada kemewahan. Pertama-tama dia mengakuisisi rumah lelang Christie's seharga USD 1,2 miliar, kemudian mengambil 42 persen saham di rumah mode Gucci.
Akan tetapi, akuisisi Gucci memicu pertempuran hampir 2,5 tahun dengan sesama miliarder dan saingannya yaitu CEO sekaligus konglomerat barang mewah LVMH Bernard Arnault yang juga memiliki saham di perusahaan.
Pada saat itu, mulai ada perang hukum sebagai "salah satu pertarungan paling sengit dalam sejarah perusahaan". LVMH akhirnya menjual sahamnya di Gucci ke PPR seharga USD 2 miliar.
Sentimen: negatif (64%)