Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Coronavac
Event: vaksinasi
Kasus: covid-19
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Pemerintah Didesak Sediakan Vaksin Covid-19 untuk Anak
Republika.co.id Jenis Media: Nasional
Vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak masih menunggu kajian WHO.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay mendesak agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera menyediakan vaksin Covid-19 untuk anak. Ia menilai vaksinasi untuk anak itu sangat spesial.
"Kekebalan mereka terhadap penyakit harus diutamakan. Masa pertumbuhan dan sekolah adalah hal yang sangat krusial. Pemerintah harus betul-betul memperhatikan dan memprioritaskan mereka," ujar Saleh dalam keterangan, Selasa (3/1/2023).
Ketua Fraksi PAN DPR itu menekankan kebutuhan terhadap vaksin Covid-19 untuk anak sangatlah penting. Terlebih, penyebaran virus Covid-19 dengan berbagai variannya masih terjadi.
Bahkan, saat ini kasus Covid-19 di beberapa negara seperti Cina sedang meningkat. Sehingga, tak menutup kemungkinan kasus serupa dapat juga terjadi di Indonesia.
"Itu yang dari Cina sudah masuk Indonesia. Pemerintah tahu itu. Nah, kalau sudah menyebar, biasanya menyasar kemana-mana. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa terpapar," ujarnya.
Saat ini, lanjut Saleh, Kementerian Kesehatan memang masih menunggu vaksin buatan dalam negeri. Hal tersebut menurutnya sangat baik dan bijak. Namun, alangkah baiknya untuk mengisi kekosongan yang terjadi saat ini, pemerintah juga harus mencari alternatif.
"Kita juga dikejar oleh waktu agar jadwal vaksinasi sesuai dengan yang semestinya. Dalam rapat terakhir, kementerian kesehatan dan produsen vaksin merah putih memang telah menyanggupi pengadaan vaksin. Mestinya, itu sudah ada sekarang. Kalau belum, berarti ada kendala. Kita perlu menelusuri apa kendalanya untuk diselesaikan," tegas dia.
Dikonfirmasi terkait pemberian vaksin untuk anak di bawah 6 tahun, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut pihaknya masih menunggu arahan dan hasil kajian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta Kelompok Penasehat Strategis Ahli Imunisasi (SAGE). "Untuk program masih kita tunggu kajian dan rekomendasi dari WHO dan SAGE," ujar Nadia.
Hal senada disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu. Saat ini, Kemenkes masih fokus menggenjot program vaksinasi Covid-19 primer bagi warga lanjut usia (lansia) dan orang dengan penyakit penyerta alias komorbid.
Selain itu, Kemenkes juga mengingatkan agar masyarakat umum segera mengakses vaksinasi dosis ketiga atau booster pertama. Sementara khusus tenaga kesehatan (nakes) dan lansia juga diminta segera mendapatkan vaksin booster kedua.
"Belum ada rencana, kami masih fokus menuntaskan booster pertama dan booster kedua untuk nakes dan lansia. Karena banyak lansia yang meninggal kalau kena Covid-19," kata Maxi.
Sebelumnya, BPOM bersama Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19 dan Indonesian Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) memberikan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk Vaksin Comirnaty Children untuk anak usia 5-11 tahun dan Vaksin Comirnaty Children untuk anak usia 6 bulan hingga 4 tahun.
Adapun dosis vaksin Comirnaty Children (6 bulan-4 tahun) untuk vaksinasi primer adalah 3 mcg/0,2 mL yang diberikan dalam tiga dosis pemberian. Teknisnya, dua dosis pertama diberikan dalam rentang waktu tiga pekan, diikuti dengan dosis ketiga yang diberikan setidaknya delapan minggu setelah dosis kedua
Sementara dosis vaksin Comirnaty Children (5-11 tahun) untuk vaksinasi primer adalah 10 mcg/0,2 mL dan diberikan dalam dua dosis dengan rentang waktu tiga minggu antara dosis pertama dan kedua. Dengan adanya dua vaksin ini menambah pilihan vaksinasi primer untuk anak dengan rentang usia 6 bulan sampai kurang dari 12 tahun, selain Vaksin Sinovac/Coronavac. Kedua vaksin ini merupakan vaksin Covid-19 dengan platform mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech.
Sentimen: positif (99.1%)