Investasi, Kurangi Utang Biar Nggak Boncos!
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta -
Menyongsong awal tahun 2023 ini, banyak orang yang mulai merancang resolusi untuk bertransformasi menjadi pribadi baru yang lebih baik. Salah satu di antaranya ialah resolusi keuangan.
Resolusi keuangan penting untuk kita susun agar ke depannya kemampuan pengaturan keuangan kita bisa semakin membaik dan kondisi keuangan kita bisa lebih sehat dari sebelumnya.
Lalu, apa saja rekomendasi resolusi keuangan untuk tahun 2023 ini?
Perencana keuangan, Andy Nugroho merekomendasikan, tahun ini masyarakat bisa secara bertahap mulai mengurangi utangnya sambil memulai untuk berinvestasi atau membuka bisnis baru.
"Dengan kita berinvestasi secara rutin ataupun secara bertahap mengurangi utang juga merupakan bentuk kita berusaha survive dalam kondisi resesi. Karena dengan demikian kita mengurangi beban pengeluaran kita sehingga dananya bisa digunakan untuk berinvestasi," kata Andy, kepada detikcom, Senin (02/01/2022).
Andy mengatakan, ada beberapa tips yang bisa kita coba untuk mendorong diri menjadi lebih rajin dalam berinvestasi. Cara tersebut yaitu dengan rutin setor investasi per bulannya.
"Agar kita bisa lebih rajin berinvestasi maka bisa menggunakan cara ini, rutin berinvestasi di reksadana Rp 500 ribu perbulan, atau rutin investasi di saham dengan cara dollar cost averaging sebesar Rp 500 ribu per bulan," terangnya.
Tidak hanya berinvestasi, menurutnya, membuka bisnis baru menjadi salah satu resolusi yang patut dicoba. Dengan memulai bisnis, ia menyebut, income atau pendapatan masyarakat pun bisa bertambah secara aktif.
Lebih lanjut, Andy juga menyebut, pemenuhan dana darurat bisa menjadi salah satu resolusi bagus yang bisa di coba di tahun ini. Apalagi, mengingat ekonomi 2023 diproyeksikan penuh ketidakpastian secara global.
"Bisa juga bila kita hendak bikin resolusinya semisal tahun 2023 ini dana darurat kita bisa mencapai 1,5x dari penghasilan bulanan kita, dengan menyisihkan 10% dari penghasilan bulanan serta bonus bila ada," katanya.
Sementara itu, perencana keuangan, Aidil Akbar mengatakan, kondisi ekonomi global di 2023 yang 'dihantui' resesi membuat masyarakat perlu lebih berhati-hati dan bijak dalam menggunakan uangnya. Ia menyarankan, untuk lebih berfokus dalam memperkuat dana darurat.
"Yang harus diperhatikan, kalau terjadi resesi, bisa jadi kemungkinan akan terjadi PHK. Kalau terjadi PHK pasti yang akan berdampak pada kita itu keuangan. Dana darurat harus diperkuat lagi. Tahun lalu orang udah mulai lengah karena dianggap Covid-19-nya aman, udah mulai belanja tuh dana darurat. tahun ini coba ditahan dulu," kata Aidil.
Aidil juga menekankan, masyarakat agar jangan menciptakan utang-utang dalam jumlah besar terlebih dulu, terutama utang untuk keperluan konsumtif semata. Sarannya ini ditekankan terutama untuk mereka yang terkena PHK.
Selanjutnya, ia menyebut, penting pula untuk menjamin diri terlindungi oleh asuransi, minimal asuransi kesehatan seperti BPJS Kesehatan. Apabila kondisi ekonomi telah membaik, masyarakat juga bisa mulai berfokus pada investasi.
"Yang tidak boleh adalah menghambur-hamburkan uang di jangka pendek ini. Jadi jangan boros dulu. Mendingan dipakai untuk investasi jangka panjang atau dana darurat daripada dipakai buat boros-borosan. Konsumtifnya ditahan," ujarnya.
Simak Video "Resolusi Adipati Dolken di Tahun 2023"
[-]
(zlf/zlf)
Sentimen: positif (97%)