AUGSBURG - Pembalap Tes Honda, Stefan Bradl merasakan apa yang dialami Marc Marquez terkait tak adanya peningkatan motor RC213V. Menurut Bradl, Honda tak seperti Ducati yang berani melakukan banyak eksperimen.
Alhasil, Ducati kini dapat mendominasi kompetisi MotoGP. Sementara Bradl menilai Honda justru kesulitan untuk bersaing dalam memperebutkan gelar juara.
Seperti diketahui, The Baby Alien -julukan Marc Marquez- kembali berjuang untuk bersaing di akhir MotoGP 2022. Akan tetapi, Marquez justru lebih banyak mengeluh terhadap motornya.
Selama tiga tahun terakhir, tim Repsol Honda yang sebelumnya gemilang mengalami banyak kekalahan dan kemunduran di Kejuaraan Dunia MotoGP. Hal itu terjadi setelah patah tulang lengan atas yang dialami Marc Márquez yang mengakibatkan rentetan kemenangan pabrikan motor terbesar di dunia asal Jepang itu tiba-tiba berakhir.
Setelah Marquez memenangkan enam gelar dalam tujuh tahun dari 2013 hingga 2019, Honda kini justru finis di urutan keenam dan terakhir di kejuaraan konstruktor tiga kali berturut-turut. Di Kejuaraan Dunia pembalap, Marc Marquez finis ke-13 pada MotoGP 2022 dan itu pun ia masih menjadi pembalap HRC terbaik.
Sedangkan di klasemen tim, Repsol Honda dan LCR Honda berada di posisi ke-9 dan ke-10 dari dua belas tim yang ikut serta. Dalam beberapa bulan terakhir, kritik dari empat pembalap Honda, Marquez, Alex Marquez, Pol Espargaro, dan Taka Nakagami menjadi lebih keras, lebih masif, dan lebih tegas.
Namun, Alex Marquez dan Pol Espargaro pergi dan akan membalap untuk Gresini Racing dan GASGAS Tech3 untuk MotoGP 2023. Marquez pun sempat ragu dia bisa bersaing memperebutkan gelar dengan motor Honda 2023 setelah hanya menempati posisi ke-13 pada tes Valencia pada 8 November 2022.
Follow Berita Okezone di Google News