Dalam beberapa tahun belakangan, pemerintah terlihat cukup gencar dalam mempercepat pengadaan kendaraan listrik. Hal itu membuat pro dan kontra tersendiri. Selain soal harga yang masih tinggi, kendaraan listrik juga memiliki jumlah komponen lebih sedikit ketimbang mobil atau motor konvensional.

Nasib bengkel umum yang menjual spare part dan melakukan reparasi kendaraan berbahan bakar konvensional ikut dipertanyakan. Dengan masifnya perkembangan kendaraan listrik dalam beberapa tahun ke depan, bukan tidak mungkin bengkel gulung tikar.

Menanggapi hal itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan meski pemerintah gencar dengan kendaraan listrik, namun nasib bengkel umum tetap diperhitungkan. Buktinya kata Agus, pemerintah juga memberikan subsidi untuk konsumen yang mau mengkonversi motor berbahan bakar konvensional ke motor listrik.

-

-

"Untuk itu, salah satu program itu kita berikan kepada konversi dari motor tua, motor lama, secondhand combustion ke listrik. Itu semua pengerjaan konversinya itu pasti tidak ada di industri otomotif. Pengerjaannya pasti di bengkel-bengkel, itu akan hidup," tegas Agus dalam jumpa pers belum lama ini.

Pemerintah memang tengah berencana untuk memberikan subsidi bagi konsumen kendaraan listrik. Subsidi paling besar diberikan pada konsumen yang mau membeli mobil listrik, tak tanggung-tanggung nilainya sampai Rp 80 juta. Mobil hybrid juga kebagian jatah sebesar Rp 40 juta, motor listrik Rp 8 juta, dan motor konversi dari bensin ke listrik Rp 5 juta.

"Bengkel, tadi kan saya bilang bahwa membangun ekosistem mobil listrik ini termasuk di dalamnya adalah pendalaman struktur. Pendalaman struktur yang ada di ICE itu sudah matang, perusahaan-perusahaan otomotif itu sudah banyak mempunyai program bapak angkat misalnya dengan industri kecil sehingga tier 2, tier 3 sudah banyak diisi IKM. Memang ini akan kita lakukan untuk kendaraan berbasis listrik," tambah Agus.

Simak Video "Subsidi Kendaraan Listrik Menguntungkan Orang Kaya, Emang Iya?"
[-]
(dry/din)