Sentimen
Negatif (100%)
28 Des 2022 : 13.38
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington, New York

Tokoh Terkait

Pasukan Rusia dan Ukraina Berebut Kota 'Gerbang' Strategis di Wilayah Timur

28 Des 2022 : 13.38 Views 2

Kumparan.com Kumparan.com Jenis Media: News

Pasukan Rusia dan Ukraina Berebut Kota 'Gerbang' Strategis di Wilayah Timur
Pasukan Rusia dan Ukraina Berebut Kota 'Gerbang' Strategis di Wilayah Timur
Kondisi usai serangan di kota Lysychansk di wilayah Donbas, Ukraina. Foto: ARIS MESSINIS / AFP

Pertempuran tengah berkecamuk di sekitar Kota Kreminna di wilayah timur Ukraina pada Selasa (27/12). Daerah kecil yang strategis ini telah menjadi pusat gempuran dalam invasi Rusia.

Kreminna adalah pintu gerbang menuju dua kota yang jauh lebih besar di dekatnya, Sievierodonetsk dan Lysychansk.

Pusat industri penting tersebut terletak di Provinsi Donbass. Setelah kampanye militer yang melelahkan dan mahal selama musim panas, Donbass jatuh dalam cengkeraman pasukan Rusia.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menggambarkan penaklukan dan pencaplokan Donbass sebagai inti dari perangnya di Ukraina.

Disadur dari The New York Times, Rusia berjuang mempertahankan keberhasilan perang yang paling sulit mereka perjuangkan itu.

Sejak mengalami rentetan kemunduran yang memalukan, Rusia membentengi garisnya di dekat Kreminna.

Militer mendirikan deretan penghalang untuk memperkuat posisinya di sepanjang garis depan yang membentang ratusan kilometer.

"Situasi di sana sulit, akut," ungkap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Senin (26/12).

"Para penjajah menggunakan semua sumber daya yang tersedia bagi mereka—dan ini adalah sumber daya yang signifikan—untuk memeras setidaknya beberapa kemajuan," tambah dia.

Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai, mengabarkan bahwa sebagian komando Rusia dari Kreminna terdesak mundur ke Rubizhne. Kota ini terletak beberapa kilometer di arah tenggara Kreminna.

"Rusia memahami bahwa bila mereka kehilangan Kreminna, seluruh garis pertahanan mereka akan 'jatuh'," tulis Haidai di Telegram pada Selasa (27/12).

Pasukan Rusia dan Ukraina Berebut Kota 'Gerbang' Strategis di Wilayah Timur (1)
Pasukan tentara pro-Russia mengendarai kendaraan lapis baja di kota Lysychansk, Luhansk, Ukraina, Senin (4/7/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS

Seorang pejabat pro-Rusia di Luhansk, Vitaly Kiselyov, turut memberikan laporan dari sekitar Kreminna dan kota kecil terdekatnya, Svatove. Dia mengatakan, situasi di sana sangat tegang.

Serangan balik pasukan Ukraina meletus ketika ekonomi negara sedang terpukul, sehingga membuatnya semakin bergantung pada bantuan dari Barat. Secara keseluruhan, ekonomi negara itu diproyeksikan menyusut sekitar 40 persen pada 2022.

Rusia sudah menduduki sekitar seperlima wilayahnya, menghantam kota-kotanya dengan rudal jelajah, dan menghancurkan industri-industri penting seperti manufaktur baja dan pertanian.

Semua ini membuat keuangan Ukraina—yang goyah selama tiga dekade kemerdekaan—sangat bergantung pada donor dari Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, negara-negara Eropa.

Dana Moneter Internasional (IMF) tidak melanjutkan pinjaman skala besar selama perang. Padahal, IMF sebelumnya membantu negara itu melalui krisis keuangan jangka panjang pasca-kemerdekaan.

"Bila IMF khawatir tentang keberlanjutan utang dan kemampuan untuk membiayai, bayangkan apa yang dipikirkan investor swasta," kata mantan Menteri Ekonomi Ukraina, Tymofiy Mylovanov.

Pasukan Rusia dan Ukraina Berebut Kota 'Gerbang' Strategis di Wilayah Timur (2)
Warga lokal Sergey dan ibunya, Evgenia, berjalan di dalam tempat perlindungan bom pabrik kaca selama konflik Ukraina-Rusia di kota Lysychansk di Wilayah Luhansk, Ukraina, Selasa (6/7/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS

Perang selama sepuluh bulan turut memukul perekonomian Rusia. Walau begitu, ekonominya tidak runtuh akibat tekanan sanksi Barat. Putin juga tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa perang akan segera mereda saat dia berbicara pada Selasa (27/12).

Akhir-akhir ini, pemimpin tersebut justru menemui Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko. Pertemuan mereka menimbulkan kekhawatiran bahwa Belarusia akan kembali menjadi landasan pasukan Rusia untuk melancarkan serangan ke Ukraina.

Putin tidak mengindikasikan perbaikan hubungan pula dengan Barat. Dia baru menandatangani dekrit yang melarang penjualan minyak ke negara yang memberlakukan batasan harga pada minyak Rusia.

Negara-negara tersebut adalah Uni Eropa serta anggotanya: AS, Inggris, Jepang, Kanada, dan Australia.

Tanpa adanya diplomasi, militer kedua negara yang terlibat dalam konflik telah menggempur satu sama lain mengarungi cuaca musim dingin yang berlumpur. Rusia dan Ukraina berusaha merebut lebih banyak tanah dan mempertahankan yang sudah mereka miliki.

Kampanye untuk merebut kembali Kreminna lantas diluncurkan Ukraina. Setelah menyapu wilayah timur laut Kharkiv, pasukannya berbelok ke selatan untuk fokus pada Luhansk. Hampir seluruh wilayah tersebut berada dalam kendali pasukan Rusia.

Pasukan Rusia dan Ukraina Berebut Kota 'Gerbang' Strategis di Wilayah Timur (3)
Kondisi usai serangan di kota Lysychansk di wilayah Donbas, Ukraina. Foto: ARIS MESSINIS / AFP

Sejak saat itu, kedua belah pihak mulai melancarkan rangkaian pertempuran di jalan raya dan desa sekitar Kreminna dan Svatove.

Rusia mengambil alih kedua daerah ini tidak lama sejak invasi pada 24 Februari. Pihaknya pun memutus jembatan di atas sungai dan membangun lapisan pertahanan untuk menopang garis depan.

Pertempuran berkecamuk pula ratusan kilometer barat daya dari Kreminna, yakni Kherson. Ukraina mengusir Rusia dari ibu kota di Kherson. Tetapi, Kremlin masih menguasai sebagian besarnya.

Sejak mengambil komando 'operasi militer khusus' Rusia pada Oktober, Jenderal Sergei Surovikin telah berusaha membangun kembali pasukannya dari rangkaian kekalahan memalukan.

Dia menarik pasukannya keluar dari Kota Kherson, menyusun kembali unit militer, serta menghemat pasokan artileri Rusia.

Usai kehilangan Kota Kherson, dia memperkuat pasukannya di wilayah utara Luhansk. Perkiraan ini disampaikan kelompok penelitian asal Washington, Institute for the Study of War.

Lembaga ini mengatakan, Rusia memprioritaskan mobilisasi pasukan untuk mempertahankan Kreminna dan Svatove.

Kendati demikian, Rusia akan kesulitan meraih keberhasilan karena medan yang sulit dan kemampuan ofensif yang terbatas. Peperangan artileri berat telah menghabiskan unit-unit yang paling terlatih dan menandaskan pasokan militer Rusia di Ukraina.

Ukraina juga menghadapi masalah pasokan yang serius. Sebab, para pendukung Baratnya sendiri mulai kehabisan stok mereka.

"Penggunaan artileri Ukraina, secara konservatif, mungkin sekitar 90.000 putaran per bulan," papar direktur studi Rusia di lembaga penelitian CAN, Michael Kofman.

"Itu jauh lebih banyak daripada yang dibuat siapa pun di Barat saat ini. Jadi semua ini keluar dari pasokan, seperti melalui rekening tabungan Anda," sambungnya.

Sentimen: negatif (100%)