JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mendorong pelaku ekraf melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini menyusul kerjasama yang dilakukan antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan IDX.
Kemenparekraf bersama IDX melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada alumni Coaching Clinic KreatIPO Surabaya yang berlangsung pada 20 Desember 2022.
Dalam kegiatan ini para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Surabaya, khususnya industri hotel dan kuliner diberikan pendampingan untuk mengembangkan usaha dan menjangkau investor yang lebih luas menuju IPO (Initial Public Offering).
Sandiaga pun berharap pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif mampu menjadi game changer yang dapat membuka peluang usaha dan penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru.
"Potensi dan peluang yang begitu besar khususnya juga pada pasar modal diharapkan dapat mendorong dan mengakselerasi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum perdana saham atau yang dikenal dengan nama Initial Public Offering," kata Sandiaga dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi kepada alumni Coaching Clinic KreatIPO Surabaya 2022, dikutip Jumat (23/12/2022).
Papan Akselerasi diluncurkan pada tahun 2019 dengan tujuan untuk memfasilitasi perusahaan dengan asset skala kecil dan menengah agar bisa tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan acuan peraturan OJK Nomor 53 dan 54 tahun 2017.
Baca Juga: Kids Life's Adventure Park Suguhkan Edukasi Literasi Digital lewat Keseruan Tanpa Batas
Follow Berita Okezone di Google News
Sampai dengan saat ini sudah terdapat 25 Perusahaan Tercatat yang telah masuk dalam Papan Akselerasi. Bila perusahaan dirasa sudah sehat, sustainable, siap naik kelas, tidak perlu menunggu besar untuk go public, tapi besar dengan go public melalui pembiayaan pasar modal.
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf Anggara Hayun Anujuprana menjelaskan Kemenparekraf dan IDX juga mengadakan Demo Day menuju IPO, dengan peserta berasal dari Profesi Penunjang Pasar Modal, seperti Law Firm, Kantor Akuntan Publik, dan Underwriter.
"Profesi Penunjang Pasar Modal juga perlu dilakukan standardisasi dan dilakukan pertemuan dengan skema one by one dengan peserta IDX Incubator," kata Hayun.
"Dengan adanya pendampingan ini dapat menjadi wujud yang nyata sebagai penyemangat bagi usaha pariwisata dan ekonomi kreatif dapat segera menuju IPO dan mencatatkan sahamnya di BEI agar dapat mengembangkan usahanya, menciptakan lapangan kerja, serta berkarya bagi ibu pertiwi," kata Hayun.
Dalam kesempatan itu, hadir pula Deloitte Indonesia untuk memberikan pendampingan dan pemahaman kepada usaha kuliner dan perhotel mengenai pajak, legal, business plan, accounting, valuation, ESG, Intellectual Property Branding, dan IT.
Di akhir kegiatan, pelaku usaha kuliner dan hotel menyampaikan rencana ke depan untuk menuju IPO. Salah satu perusahaan di bidang kuliner telah meng-hire KAP, Konsultan Hukum, Underwriter, KJPP, dan konsultan IPO.
Fokus saat ini ke produksi, packaging, dan memastikan pelayanan pelanggan yang baik. Satu-satunya yang bisa melayani order pengiriman pada hari yang sama dan satu hari sebelum pengiriman dengan target dana IPO sebesar Rp20 miliar.
Sedangkan perusahaan lainnya di bidang perhotelan menyampaikan bahwa rencana yang dilakukan saat ini untuk menuju IPO yaitu dengan melakukan persiapan seperti mencari tanah, mengurus perizinan usaha, membuat disain usaha, membuka usaha, hingga menjalankan hotel melalui Lease Agreement.