Peretas China Diduga Mata-matai Uighur yang Tinggal di AS
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Tim keamanan Facebook melaporkan peretas China menargetkan kelompok Uighur yang tinggal di Amerika Serikat. Para peretas menginfeksi perangkat elektronik targetnya dengan malware untuk mengaktifkan spionase.
Dalam beberapa kasus, para peretas menyusupi atau meniru situs web berita yang populer di kalangan Uighur untuk diam-diam memasang perangkat lunak.
Melansir CNN, peretas China menggunakan akun palsu di Facebook untuk menyerang targetnya.
Mereka pun menyamar sebagai jurnalis, pelajar, pembela hak asasi manusia atau anggota komunitas Uighur untuk membangun kepercayaan dengan orang yang mereka targetkan dan mengelabui mereka agar mengklik tautan berbahaya.
"Mereka menargetkan aktivis, jurnalis, dan pembangkang di kalangan Uighur dan minoritas Muslim lainnya dari Xinjiang di China, terutama yang tinggal di luar negeri di Turki, Kazakhstan, Amerika Serikat, dan negara lain," kata Facebook.
Temuan Facebook sebagian juga merupakan laporan dari sebuah perusahaan keamanan siber bernama FireEye.
Facebook tidak menuding langsung pemerintah China berada di balik aksi spionase itu Namun, perusahaan milik Mark Zuckerberg itu mengatakan para peretas memiliki ciri khas dalam beroperasi, serta memiliki sumber daya yang baik dan gigih.
Peretas yang terkait dengan pemerintah China sebelumnya meretas iPhone dan perangkat Android untuk menargetkan orang-orang Uighur.
Kelompok peretas yang diidentifikasi berada di balik kampanye terbaru dikenal di industri keamanan siber sebagai 'Evil Eye' dan Earth Empusa', serta telah terlibat dalam aksi mata-mata sebelumnya, menurut Facebook.
Pada Januari 2021, AS secara resmi menetapkan bahwa China melakukan genosida dan kejahatan kemanusiaan terhadap Muslim Uighur, serta kelompok etnis dan agama minoritas yang tinggal di wilayah barat laut Xinjiang. Pemerintah China menyangkal pernyataan itu dan menyebutnya bohong.
Departemen Luar Negeri AS memperkirakan sebanyak 2 juta orang Uighur, serta anggota kelompok minoritas Muslim lainnya, telah ditahan di kamp-kamp interniran di wilayah tersebut.
(jps/mik)[-]
Sentimen: negatif (97.7%)