Sentimen
Positif (100%)
21 Des 2022 : 07.01
Informasi Tambahan

Agama: Hindu

Grup Musik: TWICE

Kab/Kota: Jati

Pulau Para Dewa, Bali yang Memaafkan dan Mengabulkan Doa

21 Des 2022 : 14.01 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Hiburan

Pulau Para Dewa, Bali yang Memaafkan dan Mengabulkan Doa
Jakarta -

Ada banyak predikat yang menempel pada Pulau Bali. Wisatawan asing menyebutnya pulau yang eksotis dengan udara tropis menghangatkan. Wisatawan domestik mengatakan Bali destinasi healing yang ampuh. Sebagian lainnya menuju Bali demi makanan dan hiburan malam. Dari keragaman itu, satu yang disepakati bersama bahwa Bali adalah pulaunya para dewa.

Itu mengapa kemudian istilah Bali sebagai Pulau Dewata muncul. Berangkat dari anggapan Bali adalah pulau seribu pura, di mana tiap jengkal tanahnya adalah manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pemeluk agama Hindu dan Buddha yang mendominasi Bali percaya bahwa di tanah kelahirannya bersemayam para dewa dan dewi. Mereka yang kerap memafkan segala dosa manusia di dunia dan mengabulkan doa-doa yang dihantarkan melalui ragam sembahyang upacara.

Sampai kemudian, banyak dari kegiatan itu justru menjadi ketertarikan banyak orang untuk mengikuti atas nama uniknya adat-budaya. Tidak perlu meriset terlalu dalam untuk mengetahui apa upacara yang kemudian mendadak menjadi obyek wisata, dengan mudah Melukat muncul sebagai salah satu yang paling populer hingga mengundang turis dari berbagai belahan dunia.

-

-

Kepercayaan terhadap daya magis The Island of Gods juga turut mengundang orang-orang untuk kemudian merantau demi mewujudkan mimpi-mimpi. Lebih dalam lagi, untuk menemukan karakter dirinya sendiri.

detikHOT melakukan perjalanan ke Bali untuk melihat potret kecil dari keistimewaan yang ditawarkan Bali. Mencoba menangkap makna dan berjalan di atas sepatu orang-orang, yang mencintai Bali lebih dari sekadar party. detikHOT berjalan menyucikan diri lewat Melukat di Pura Tirta Empul. Menemukan karakter dari parfum yang diracik sendiri dalam laboratorium L'Atelier. Serta berjuang mewujudkan mimpi bersama tiga seniman tato asal Kalimantan Timur yang tenar dengan ciri khas tanah kelahirannya sampai mendirikan studio sendiri, bernama Due Hatue.

Bertolak ke Gianyar, detikHOT menuju Pura Tirta Empul, Tampaksiring. Sebuah tempat yang ditasbihkan sakral bahkan saat sebelum dunia berumur 1.000 tahun. Telah sekian lama digunakan pemeluk agama Hindu dan masyarakat Bali sebagai tempat menyucikan diri. Ikut serta Presiden Soekarno yang juga membangun Istana Kepresidenan pada 1955 dengan Pura Tirta Empul menjadi halamannya.

Ketika Melukat populer dan menjadi milik semua orang beberapa tahun terakhir, banyak bermunculan tempat-tempat pemandian suci yang dituju banyak wisatawan. Padahal, mungkin sebagian besar tidak tahu, proses mandi suci itu diawali di Pura Tirta Empul, Tampaksiring. Di bawah 21 pancuran, mereka yang melakukan upacara Melukat, mengharap kesucian dan pengampunan.

[-]

detikHOT menemui Dewa Arim, seorang pemandu Melukat yang telah memandu sejak 2000 awal. Di mana ayahnya juga seorang pemangku adat setempat.

"Di Pura ini, ada tiga kolam untuk melukat, kolam pertama ada 13 pancuran, kolam kedua ada dua pancuran, kolam ketiga ada enam. Di kolam pertama, pancuran pertama itu tidak boleh, karena itu telah disucikan yang digunakan khusus untuk upacara pembersihan pura. Pancuran ke-11 dan 12 itu namanya digunakan untuk Ngaben. Jadi, ada tiga pancura yang tidak boleh digunakan Melukat sehari-hari."

"Kalau di kolam satu ini Tirta Suci Ipian Ala namanya, itu untuk menangkal dan membersihkan mimpi buruk biar tidak terjadi. Terus di kolam kedua itu fungsinya untuk yang melakukan sumpah serapah atau dikasih kata-kata kasar dari orang lain, itu untuk pembersihan. Kolam ketiga itu ada Tirta Pengelepas, Trita Sambutan. Tirta Pengelepas itu digunakan untuk melepas rumah atau bangunan yang barum jadi dibuat upacara baru mulai bisa dipakai. Tirta ini yang paling tinggi tingkatannya dan bisa digunakan untuk segala hal."

Dalam pengertian harfiahnya, Dewa Arim mengatakan bahwa Melukat adalah proses penyucian diri dari hal-hal negatif.

"Benar, melukat itu adalah membersihkan diri jasmani dan rohani luar dan dalam, itu semua sudah ada di sini. Jadi semua air suci ini adalah fungsinya untuk itu, termasuk barang-barang yang kita punya, yang jelas energi negatif itu akan dilepas. Hal-hal yang menempel dalam tubuh kita seperti di jalan mungkin ada debu secara halusnya mungkin ada ilmu-ilmu apa biar diri kita jasmani dan rohani bersih."

Berdiri sejak 2009, sebuah tempat meracik parfum bernama L'Atelier menjadikan Bali sebagai tempat untuk menemukan jati diri. Dari hidung dan otaknya, Nora Gasparin memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk menampilkan karakternya dan menjadi diri sendiri dengan medium melalui wanginya parfum.

"Di sini, orang itu bisa membuat parfum sesuai dengan kepribadiannya. Bisa belajar tentang parfum, bisa belajar tentang ingredient daripada raw material yang ada di Indonesia. Terus konsentrasi parfum dengan formulasi yang mereka buat sesuai dengan kepribadian masing-masing," jelas Wayan, Asisten Perfumer di L'Atelier Perfume Workshop kepada detikHOT.

Demi membuktikan apa yang diucapkan mengenai parfum dan karakter diri, detikHOT melakukan percobaan sendiri. Layaknya bekerja di laboratorium kimia, setiap yang membuat akan mencampurkan material demi material dengan jumlah tertentu, hasil dari perhitungan matematika. Rosemary dua delapan tetes, Leafy empat tetes, Sandalwood, Pandan Leaves atau apapun.

"Jadi kita di sini kita ada 40 macam ingredient di mana ingredient itu terdiri dari citrus, bunga-bungaan eksotik dari Indonesia, terus ada patchouli, kayu-kayuan. Raw material-nya bisa ada dari kayu-kayuan, patchouli, bisa dari daun, terus bunga, spices (rempah-rempah), contohnya ada clove, nutmeg, javapepper, kalo itu kan memang Indonesia yang memiliki karena kita daerah yang tropis, terus ada kayu-kayuan, terus ada sandalwood, gaharu, terus dari getah, akar. Semuanya dari Indonesia."

Menyenangkan ketika parfum tersebut jadi, cukup bisa mewakilkan aroma yang memang rasanya 'kita banget'. Ditambah, lagi, dengan bangga bisa juga dikatakan aroma tersebut hanya kamu yang punya.

"Jadi, kita bisa tahu karakter kita apa, dan kebanyakan parfum apa yang kalian buat di sini itu tidak sama dengan parfum yang ada di pasaran. Ibaratkan kalian punya parfum sendiri dengan karakter sendiri, jadi kalian punya brand sendiri jadinya," tutup Wayan.

Tatto Artist Bali si Kembar Sidik dan Fuad, Due Hatue Foto: Rachman/detikcom

Bali sebagai tempat yang mengabulkan doa-doa dirasakan langsung oleh tiga seniman tato perantauan asal Bontang, Kalimantan Timur. Si Kembar Fuad dan Shiddiq Machmud yang mendirikan studio sendiri bernama Due Hatue, dan Pupha Toding mewakili Artful Ink.

Lewat Due Hatue, Fuad-Shiddiq yang aktif sejak 2018 itu, membawa motif Dayak keluar dari tanah leluhurnya sampai ke pulau bahkan benua lain.

"Dasar elemennya, Dayak Iban, itu Kalimantan Barat. Sama Kain Kenyah itu Kalimantan Timur. Berangkat dari situ, kemudian dimodifikasi lagi. Karena nama studionya sendiri Due Hatue, itu artinya dua laki-laki, bahasa Dayak juga," jelas keduanya bergantian.

Kini, keduanya dianggap sebagai salah dua seniman tato paling berpengaruh di Bali. Beberapa media asing dan eksibisi ke luar negeri pun dilakoni. "Menato ini pengembangan untuk karakter, kaya kita nih jadi ada karakternya. Gambar itu menurut aku karakter kita dikerucutkan jadi gambar, makanya dari gambar kita bisa ngeliat karakter orang," tambah Shiddiq lagi.

Pupha yang lebih dulu merantau ke Bali pada 2013, memulai semuanya dari masa emas Jalan Poppies, Legian, dan merasakan betul bagaimana seni tato American Traditional yang diusungnya berhasil menjadi penghidupannya kini.

"Di Bali itu aku mulai pertama di Twice Bar, Lady Rose, terus ke Baba Yaga. Sempat bikin private, terus ke Clover Temple. Lanjut ke Artful Ink sampai sekarang. Buat aku jadi seniman itu seperti jadi berkat buat orang lain sih, maksudnya kita bisa menyenangkan orang lain. Awalnya susah, tapi ya aku sudah mimpikan memang untuk ke Bali, it's such big dream. Terima kasih untuk Bali yang sudah menerima aku, membuat aku menjadikan Bali sebagai rumahku," tandas Pupha.

Simak Video "Daniel Mananta, Karier dan Kecintaannya pada Indonesia"
[-]
(mif/dar)

Sentimen: positif (100%)