JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan dibuka dengan koreksi 0,48% di 6.779,69. Beragam sentimen mulai dari inflasi hingga suku bunga yang masih menjerat indeks menimbulkan pertanyaan di kalangan pelaku pasar modal, akankah IHSG mampu menyambut 'Santa Claus Rally'?
Secara umum istilah reli Sinterklas tersebut mengacu pada kenaikan sejumlah harga saham pada pekan menjelang perayaan Natal pada 25 Desember. Optimisme investor sebelum tutup tahun menjadi katalis positif bagi market, termasuk bursa saham di Indonesia.
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project William Hartanto menilai, fenomena Santa Claus Rally masih sulit untuk terjadi. William mencermati indeks masih terbebani koreksi lanjutan dari sejumlah emiten berkapitalisasi besar.
"Menurut saya (Santau Claus Rally( tidak terjadi, karena saham-saham big caps tidak kompak mendongkrak IHSG," kata William, Selasa (20/12/2022).
Menurutnya, tekanan yang dialami PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Astra International Tbk (ASII) hingga sejumlah emiten perbankan seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) masih berdampak terhadap penurunan indeks. Sebaliknya gerak naik bank big caps lain seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memberi optimisme bagi pasar.
"Tidak kompak inilah yang membuat IHSG jadi sideways," terangnya.
Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut Bersama Lifebuoy dan MNC Peduli Tengah Berlangsung!