Sentimen
Positif (93%)
18 Des 2022 : 07.26
Tokoh Terkait

Bentuk Inklusivitas, Johnson & Johnson Indonesia Kenalkan Bahasa Isyarat Indonesia ke Awak Media

18 Des 2022 : 14.26 Views 3

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Metropolitan

Bentuk Inklusivitas, Johnson & Johnson Indonesia Kenalkan Bahasa Isyarat Indonesia ke Awak Media

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional, Johnson & Johnson Indonesia mengenalkan bahasa isyarat yang umum digunakan oleh kelompok penyandang tuna rungu berupa Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO).

Hal itu dilakukan dalam acara media gathering bertajuk 'Day of Mindfulness and Inclusivity’ di Jakarta, Kamis (15/12/2022) lalu.

Johnson & Johnson menggandeng Precious One dan Parakerja untuk mengenalkan bahasa tersebut kepada para awak media non .

Precious One merupakan Social Impact Entrepreneur yang selama ini berdedikasi penuh memberikan pekerjaan bagi penyandang disabilitas.

Precision One hadir untuk memberikan lapangan kerja bagi para penyandang disabilitas. Mereka diajarkan untuk menghasilkan produk handmade yang tidak kalah saing dengan produk serupa, seperti baju, rok, tas, finger puppet, hingga ke produk lainnya seperti kopi dan sabun.

Sementara Parakerja merupakan platform Pendidikan untuk penyandang disabilitas dan non disabilitas agar memiliki kesetaraan dalam aspek pendidikan, aksebilitas dan pekerjaan.

Johnson & Johnson Indonesia memperkenalkan Bahasa Isyarat Indonesia (1)
Johnson & Johnson Indonesia gandeng Precious One dan Parakerja memperkenalkan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dalam kegaiatan media gathering di Jakarta, Kamis (15/12/2022) lalu.

Terkait dengan acara Day of Mindfulness and Inclusivity ini, Country Leader of Communications & Public Affairs for Johnson & Johnson Pharmaceutical Indonesia & Malaysia, Devy Yheanne mengatakan, bahwa Johnson & Johnson sudah sejak lama mendukung inklusivitas ketika berdiri di tahun 1886.

Saat itu, delapan dari 14 karyawan Johnson & Johnson yang pertama adalah perempuan. Bahkan perusahaan telah mempekerjakan ilmuwan wanita pertama pada tahun 1908 dan delapan dari 36 pengawas departemen adalah perempuan.

“Hal ini sesuai dengan  strategi DEI (Diversity, Equity & Inclusion) di Johnson & Johnson yang sejalan dan selaras dengan Strategi ESG (Environmental, Social and Governance) Johnson & Johnson,” ungkap Devy dalam keterangannya, Sabtu (17/12/2022).

Menurut Devy, DEI didasarkan pada nilai-nilai perusahaan dan mendukung tujuan bisnis. Semua prioritas DEI senantiasa memajukan berbagai aspek strategi ESG di Johnson & Johnson, mulai dari membuat setiap orang merasa menjadi bagian dalam organisasi hingga membantu mendorong kesetaraan dalam perawatan kesehatan bagi pasien dan konsumen di seluruh dunia.

“Keanekaragaman di Johnson & Johnson adalah tentang perspektif unik. Melihat dunia dari sudut pandang yang unik dan berbeda, perspektif yang memberi Anda ide, solusi & strategi potensial pemecahan masalah. Dan Inklusi adalah tentang menciptakan rasa memiliki yang mendalam. Ini tentang budaya di mana Anda dihargai, ide Anda didengar dan Anda memajukan budaya ini untuk semua orang,” ucapnya.

Sementara, berkaitan dengan penyandang disabilitas, pendiri Precious One, Ratnawati mengatakan, bahwa tujuan dari pelatihan bagi para penyandang disabilitas untuk menghasilkan produk handmade adalah agar produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari penyandang disabilitas harus mampu naik kelas. 

“Kadang kala, masih ada masyarakat yang membeli produk itu hanya berlandaskan rasa kasihan,” ujarnya.

Menurut Ratna, anggapan tersebut akan membuat UMKM disabilitas tidak berkembang. Maka, ia juga berusaha untuk menghilangkan citra produk buatan disabilitas yang kerap dianggap buruk melalui program pendampingan.

Sentimen: positif (93.4%)