Sentimen
Negatif (98%)
16 Des 2022 : 18.00
Informasi Tambahan

BUMN: Perum BULOG

Kab/Kota: Surabaya, Tanjung Priok, Dumai, Palembang

Sebenarnya Tidak Ada yang Ingin Impor

17 Des 2022 : 01.00 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Sebenarnya Tidak Ada yang Ingin Impor
Jakarta -

Pemerintah telah mengizinkan dan menugaskan Perum Bulog mendatangkan 500 ribu beras impor untuk memasok cadangan beras pemerintah (CBP). Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan sebenarnya pemerintah tidak ingin melakukan impor, jika pasokan di dalam negeri mencukupi.

Izin impor ditandatangani Zulhas sebanyak 500 ribu ton. Tetapi yang akan datang bulan ini baru sebanyak 200 ribut ton.

"Kita impor baru datang ini 200 ribu. Jadi biar tidak simpang siur tidak ada yang mau impor, itu tidak ada. Presiden, Pak Bulog, Saya, Pak Arief tidak ada kita yang ingin kalau kita produksinya cukup. Buat apa impor kalau berasnya ada," katanya saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022).

-

-

Zulhas menerangkan sebelum diputuskan impor, pemerintah telah menugaskan Bulog untuk membeli beras petani dengan harga berapapun. Hal itu dilakukan demi memenuhi pasokan CBP.

"Stoknya Bulog berkurang banyak, mesti cari kalau nggak, terganggu tidak terkendali. Kita ratas segera beli harga di berapapun di atas Rp 6.000 tetapi gabahnya sudah nggak ada, memang nggak musim panen. Memang nggak musim panen, kalau beras terakhir Rp 10.200 dibeli dicari nggak ada," jelasnya.

Kemudian, berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan) bahwa stok beras di dalam negeri tahun ini surplus. Tetapi saat Kementan diberi waktu untuk memasok CBP dalam 18 hari ke Perum Bulog, tidak dapat terealisasikan.

"Stok Bulognya tambah tipis tentu akan menjadi isu bagi pedagang-pedagang harga bisa tak terkendali, kita tidak mau beras ini sebagai makanan pokok kita. Selama 6 hari kita cari, 6 hari lagi kita cari, nggak dapat, tambah lagi 6 hari ke mana mana lagi nggak dapat. Diputuskan untuk menambah cadangan Bulog sebanyak 500 ribu ton," terangnya.

Untuk bulan ini, beras impor yang dilakukan sebanyak 200 ribu ton dari Vietnam, Thailand dan Pakistan. Kemudian sisanya akan didatangkan sebanyak 300 ribu ton dari tiga negara yang sama, ditambah Myanmar dan India.

Ini datang 200 ribu pertama, dan akan datang lagi 300.000 ini akan diselesaikan Januari. Maka Maret sudah tidak ada lagi datang," tutupnya.

Adapun tahap kedatangan impor beras dilakukan mulai hari ini Jumat (16/12), sebanyak 5.000 ribu ton dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedua juga datang di Pelabuhan Merak, Banten sebanyak 5.000 ton dari Thailand. Jadi total beras yang datang hari ini sebanyak 10.000 ton.

Secara keseluruhan, beras impor ini akan mendarat di 14 titik pelabuhan di Indonesia. Titik wilayah yang dimaksud adalah Pelabuhan Malahayati dan Lhokseumawe (Aceh), Belawan (Medan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Padang), Boom Baru (Palembang), Panjang (Lampung), Tanjung Priok (Jakarta), Merak (Banten), Tanjung Perak (Surabaya), Tenau (Kupang), kemudian sisanya akan direalisasikan tahun depan sampai dengan sebelum panen raya.

Sebelumnya, Zulhas mengatakan dirinya yang telah menandatangani izin impor beras sebanyak 500 ribu ton. Izin impor tersebut merupakan hasil rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ratas memutuskan bidang pangan ada Bapanas, dipimpin Menko, dan bapak Presiden diputuskan kita harus menambah cadangan Bulog, tetapi dibeli di luar negeri," ujarnya ditemui di Kementerian Perdagangan, Rabu (7/12).

"Saya sudah teken surat perintah keputusan ratas, surat dari Menko, surat dari Bulog, meminta agar diizinkan itu untuk impor didatangkan beras 500 ribu ton," lanjutnya.

Hanya saja, saat ini beras impor tersebut belum resmi masuk ke Indonesia. Zulhas mengatakan masuknya beras impor tersebut tergantung dari kebutuhan dan keadaan stok di gudang Perum Bulog.

(ada/das)

Sentimen: negatif (98.4%)