Sentimen
Netral (95%)
15 Des 2022 : 19.17
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tangerang, Jabodetabek, Bekasi, Cengkareng

Tokoh Terkait

Aplikasi Ojek Online RI yang Sudah Gulung Tikar & Pendirinya

16 Des 2022 : 02.17 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

Aplikasi Ojek Online RI yang Sudah Gulung Tikar & Pendirinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Keberhasilan Gojek dan masuknya Grab di Indonesia sempat memunculkan banyak perusahaan lain yang menawarkan layanan ojek online. Namun, mayoritas tak mampu bertahan.

Sekitar 6-17 tahun yang lalu, pasar ojek online (ojol) di Indonesia kedatangan banyak pemain baru. Namun satu persatu mereka mulai berguguran dilibas persaingan yang ketat melawan nama-nama besar dengan suntikan modal yang jorjoran saat itu.

Mereka yang terpaksa gulung tikar, sebut saja Ladyjek, Blujek, OjekArgo, dan Ojekkoe. Perusahaan ojek online ini didirikan oleh warga RI. Berikut daftarnya:

-

-

Ladyjek

Ojol dengan ciri khas untuk kaum wanita ini didirikan oleh Brian Mulyadi yang juga merangkap CEO saat itu.

LadyJek bakal mulai beroperasi pada Oktober 2015 lalu untuk kawasan Jabodetabek dan telah membuka tiga kantor cabang di Cengkareng, Bekasi, dan Tangerang.

Dengan hampir 3.300 pengemudi, LadyJek terlihat sukses saat itu. Namun akibat keterbatasan modal, mereka juga harus gulung tikar.

Bluejek

Masih di tahun 2015, Bluejek berdiri dengan 2 founder yakni Garrett Kartono dan Michael Manuhutu. BluJek merupakan produk dari PT. BluJek Indonesia.

Layanan yang ditawarkan Blujek tak ada bedanya dengan Gojek saat itu. Ada Blu-Rider sebagai jasa transportasi, Blu-Pick untuk jasa kurir, Blu-Shop untuk yang mau titip belanjaan dan Blu-Menu untuk mengantarkan makanan.

OjekArgo

Dalam laman LinkedIn Rizal Saputra tercatat sebagai CEO OjekArgo sejak September 2015 hingga Februari 2018. Dahulu pelanggan yang membutuhkan layanan ride hailing ini hanya perlu instal aplikasi dan tidak perlu mendaftarkan diri atau membuat akun di aplikasinya.

Ojekkoe

Katon Muchtar menjadi nama di balik berdirinya Ojekkoe. Ia menjabat sebagai CEO juga di perusahaan yang lahir di 2016 lalu. Ojekkoe menjadi ride hailing yang dirilis sebagai bagian dari tugas akhir Katon. Layanan mereka hanya memungut biaya minim Rp 2.500 per hari untuk mengantar penumpang.

Ojekkoe sempat memiliki 500 orang mitra pengemudi, sebelum akhirnya tidak aktif.

 


[-]

-

AirAsia Indonesia Buka Suara Soal Gaji Ojek Online Rp 10 Juta
(dem)

Sentimen: netral (95.5%)