Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Telekomunikasi Selular
Tokoh Terkait
Operator Seluler Berebut Frekuensi Emas 700 MHz
Detik.com Jenis Media: Tekno
Operator seluler mulai dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata menyatakan 'genderang perang' berebut frekuensi emas 700 MHz.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) beberapa waktu lalu mengungkapkan akan melepas frekuensi 700 MHz kepada operator seluler yang bisa dimanfaatkan untuk penggelaran layanan 4G maupun 5G.
Sebanyak 2 x 45 MHz atau 90 MHz akan dilepas Kominfo yang rencana dilakukan lelang frekuensi pada kuartal pertama 2023. Lelang frekuensi ini dilakukan usai rampungnya proses peralihan siaran TV analog ke TV digital atau Analog Switch Off (ASO).
Indosat Ooredoo Hutchison
Direktur & Chief Regulatory Officer IOH, Muhammad Danny Buldansyah, mengungkapkan pihaknya tertarik untuk menghuni blok kosong di spektrum tersebut.
"Minat (ikut lelang frekuensi 700 MHz, ikut sudah pasti," ujar tegas Danny.
Disampaikannya meski ekosistem terbesar 5G ada di 3,5 GHz, karena handset yang paling tersedia ada di spektrum tersebut. Kendati begitu, frekuensi 700 MHz juga bisa dipakai untuk menggelar jaringan 5G.
Smartfren
President Director Smartfren, Merza Fachys, mengatakan hal yang sama untuk ikut lelang frekuensi 700 MHz. Hal ini sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas dan memberikan layanan oke kepada pelanggan.
"Jika pemerintah membuka lelang frekuensi 700 MHz, kami dengan senang hati akan ikut serta dalam lelang tersebut. Dan jika lelang ini dibuka dengan harga yang lebih terjangkau, kami juga dengan senang hati menerimanya karena manfaatnya akan sangat besar untuk pengembangan 5G," tutur Merza.
Merza menuturkan bahwa saat ini 5G masih punya banyak sekali ruang untuk dikembangkan. Di 2022, ia lihat ada banyak sekali perkembangan ekosistem dari sisi perangkat komersil yang mendukung 5G.
"Dan kami yakin tahun 2023 serta tahun-tahun berikutnya akan ada lebih banyak perkembangan serta variasi dari ekosistem 5G ini. Baik itu perkembangan teknologi yang digunakan pada industri, layanan umum atau untuk kebutuhan yang mission critical, seperti kesehatan dan transportasi," kata Merza
Telkomsel
Vice President Corporate Communications Telkomsel, Saki Hamsat Bramono, mengatakan frekuensi merupakan sumber daya terbatas yang berperan penting dalam penyelenggaraan mobile broadband.
"Telkomsel sebagai operator selular yang senantiasa mendukung program pemerintah dalam percepatan dan pemerataan transformasi digital nasional akan berusaha agar dapat berpartisipasi dan memaksimalkan lelang frekuensi 700 MHz yang direncanakan tersebut," ujar Saki.
Terkait lelang frekuensi 700 MHz ini, Telkomsel berharap harga dasar yang ditetapkannya nanti mempertimbangkan kondisi dan kesehatan industri telekomunikasi di Indonesia.
"Sesuai dengan nilai keekonomian, kewajaran, serta kelayakan dari frekuensi itu sendiri, sehingga perusahaan penyelenggara telekomunikasi dapat melakukan investasi yang berkelanjutan dan memberi manfaat lebih bagi pengembangan ekonomi digital Indonesia," ucapnya.
XL Axiata
Begitu juga XL Axiata mengharapkan harga dasar dari lelang frekuensi emas 700 MHz tersebut masuk akal. Sebab, seperti dikatakan Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini, membangun jaringan 5G membutuhkan investasi jumbo.
"Kalau ada tender sangat berminat untuk turut serta. Karena kalau spektrum itu modal yang luar biasa untuk operator telekomunikasi. Jadi kalau kita sangat menyambut baik dengan dibukanya tender ini," imbuh Dian.
"Tentu saja yang kita harapkan dari pemerintah adalah bahwa harganya itu bisa reasonable. Karena kalau patok harganya awalnya mahal, tentu sulit buat kita untuk menggelar jaringan 5G, karena selain spektrum, jaringan 5G itu luar biasa mahal," pungkasnya.
Simak Video "Berapa Kecepatan Layanan 5G Indosat di Bali?"
[-]
(agt/fyk)
Sentimen: positif (100%)