Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: Teroris
Tokoh Terkait
Kompolnas soal Kamaruddin Sebut Banyak Polisi Mengabdi ke Mafia: Harus Ada Bukti
Kumparan.com Jenis Media: News
Kompolnas meminta pengacara Kamaruddin Simanjuntak memberikan data valid perihal pernyataannya yang menyebut anggota Polri sering mengabdi ke mafia.
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti menilai, pernyataan Kamaruddin dapat menyesatkan publik apabila tidak disertai dengan bukti atau data-data yang valid.
"Jangan sampai hanya menggunakan haknya berbicara tanpa didukung tanggungjawab untuk menyajikan disertai data-data yang valid, karena hal tersebut justru menyesatkan publik," kata Poengky kepada wartawan, Rabu (14/12).
Menurut Poengky, jajaran Korps Bhayangkara sudah bekerja cukup baik dan maksimal dalam melaksanakan tugasnya. Namun, Poengky tak menampik ada beberapa oknum polisi yang terlibat masalah.
"Memang ada anggota-anggota yang diduga melanggar hukum, tetapi di institusi Polri sudah ada reward and punishment," ujarnya.
Meski demikian, Poengky mengungkapkan masih banyak anggota Polri yang menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Dia mengambil contoh dari satuan Bhabinkamtibmas dan Densus 88.
"Contohnya Bhabinkamtibmas di kampung-kampung benar-benar melayani, mengayomi, dan melindungi masyarakat, selama 24 jam sehari mengupayakan terwujudnya harkamtibmas di wilayah penugasan mereka," jelas dia.
"Untuk penegakan hukum terhadap teroris, misalnya, Densus 88 setiap hari melakukan pemantauan di lapangan dan menangkap anggota jaringan teroris," tutupnya.
Kamaruddin Simanjuntak menyebut, rata-rata polisi di Indonesia lebih sering mengabdi kepada mafia. Menurutnya, hal itu lebih sering dilakukannya ketimbang pengabdian ke negara.
"Polisi itu rata-rata mengabdi kepada negara cuma seminggu. 3 minggu itulah mengabdi kepada mafia. Kita jujur ajalah, enggak usah hidup munafik. Makanya polisi banyak hartanya rata-rata,” ungkap Kamaruddin dalam kanal YouTube Uya Kuya.
Dia juga mengaku pernah menemukan polisi berpangkat perwira menengah memiliki lahan kebun sawit hingga 500 hektare dan kekayaan mencapai Rp 400 miliar. Kekayaan itu dinilai Kamaruddin tak wajar.
"Ini kan ajaib. Jadi kita tidak bisa hidup munafik. Makanya rata-rata hartanya puluhan miliar sampai ratusan miliar sampai triliunan," katanya.
Sentimen: netral (57.1%)