5 Film Karya Usmar Ismail, Lewat Djam Malam dan Tiga Dara
CNNindonesia.com Jenis Media: Hiburan
Usmar Ismail resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada Rabu (10/11). Pemberian gelar itu diusulkan Festival Film Indonesia (FFI) dan Direktur Jenderal Ditjen Kebudayaan Hilmar Farid.
Gelar tersebut menjadi bentuk penghargaan terhadap Usmar Ismail yang dijuluki sebagai Bapak Film Indonesia atas karya-karyanya selama ini. Ia telah membuat lebih dari 30 film sepanjang hidupnya.
Laman Badan Bahasa Kemdikbudristek mencatat Usmar Ismail punya perhatian khusus terhadap film. Sebelum menjadi sutradara, ia sering kali berkumpul di suatu gedung di depan Stasiun Tugu untuk berdiskusi mengenai seluk-beluk film.
Beberapa orang terdekatnya yang sering diajak diskusi adalah Anjar Asmara yang juga merupakan sutradara, Sastrawan Armijn Pane, Sutarto, dan pentolan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) Kotot Sukardi.
Anjar adalah orang pertama yang menyeret Usmar masuk langsung ke dunia perfilman. Saat itu, Usmar diminta menjadi menjadi asisten sutradara (Astrada) dalam film 'Gadis Desa'. Film itu kemudian dirilis pada 1949.
Setelah debut menjadi Astrada, Usmar akhirnya menyutradarai langsung puluhan film. Berikut lima film Usmar Ismail, Bapak Film Indonesia.
1. Harta Karun (1949)Harta Karun mengisahkan pria bernama Abdulkadir (Rd Ismail) yang kaya tetapi kikir. Ia mendapatkan uang dengan menjadi rentenir, menawarkan jasa pinjaman dengan bunga yang tinggi.
Ia memiliki anak perempuan bernama Suliati (Djuriah Karno) yang berpacaran dengan Ahmad (Rd Sukarno). Namun, Bbdulkadir tak menyetujui hubungan itu karena Ahmad miskin.
Suliati kemudian dijodohkan dengan Abdulrachman (Djauhari Effendi), yang kaya. Sementara itu, Abdulkadir berpacaran dengan Rohana (Herawati), pujaan hati anak lelakinya, Ramelan (A. Hamid Arief).
Harta Karun merupakan film yang disutradarai Usmar Ismail dan rilis pada 1949. Film itu dibintangi Rd Sukarno dan Djuriah Karno. Film Harta Karun diadaptasi dari L'Avare karya sastrawan Prancis Moliere.
2. Darah dan Doa (1950)Film Darah dan Doa mengisahkan perjalanan panjang (long march) prajurit RI, yang diperintahkan kembali ke pangkalan. Mereka menempuh perjalanan panjang dari Yogyakarta ke Jawa Barat. Rombongan itu dipimpin Kapten Sudarto (Del Juzar).
Sepanjang perjalanan, rombongan menghadapi serangan udara dari musuh, Belanda. Juga ketakutan dan penderitaan lainnya, seperti pengkhianatan dalam rombongan. Perjalanan berakhir setelah Republik Indonesia kembali mendapatkan kedaulatannya pada 1950.
Film ini disajikan dalam bentuk narasi. Ceritanya mengikuti Kapten Sudarto yang digambarkan bukan sebagai "pahlawan", tapi sebagai manusia. Walau sudah beristri, Kapten Sudarto terlibat cinta dengan dua gadis selama dalam perjalanan Yogyakarta-Jawa barat.
Tak hanya memiliki cerita yang menarik, film ini juga memiliki arti penting dalam sejarah. Pasalnya, Dewan Film Indonesia menetapkan tanggal syuting pertama film ini yakni pada 30 Maret 1950 sebagai Hari Film Nasional.
Lanjut ke sebelah...
5 Film Karya Usmar Ismail, Lewat Djam Malam dan Tiga Dara BACA HALAMAN BERIKUTNYASentimen: positif (79.9%)