DINILAI terlalu berlebihan, bos Aprilia protes soal penggunaan teknologi F1 di Motor MotoGP. Bagi bos Aprilia Racing, Romano Albesiano, teknologi Formula One (F1) bukanlah penentu keberhasilan pembalap.
Dunia balap kuda besi terus bekembang mengikuti perkembangan zaman. Banyak tim pabrikan melakukan riset dan uji coba untuk menciptakan motor tercepat. Bahkan, tak sedikit dari mereka mengeluarkan dana besar untuk menemukan formula baru.
MotoGP saat ini sedang populer menggunakan teknologi aerodinamika seperti yang sudah dipakai di Formula 1. Teknologi ini sangat baik karena membuat motor melaju lebih cepat.
Namun, teknologi ini dinilai terlalu berlebihan, bos Aprilia protes soal penggunaan teknologi F1 di Motor MotoGP. Mengapa demikian? Simak penjelasannya berikut ini.
Dinilai Terlalu Berlebihan, Bos Aprilia Protes Soal Penggunaan Teknologi F1 di Motor MotoGP
Pabrikan MotoGP sedang gencar-gencarnya merekrut mekanik dari F1 untuk mengembangkan aerodinamika. Teknologi ini berguna dalam dunia balap untuk menambah kecepatan mesin motor.
Dalam dunia balap F1, aerodinamika memiliki peran penting membuat mobil melaju lebih cepat. Mobil dapat melaju cepat dengan meminimalkan terpaan angin.
Beberapa pabrikan yang mulai merekrut mantan mekanik F1 adalah Ducati, Yamaha, dan KTM. Ini merupakan langkah berani bagi mereka membawa teknologi F1 ke ranah MotoGP.
Ducati menjadi pabrikan yang berhasil menerapkan teknologi aerodinamika. Usaha Ducati tak sia-sia setelah pembalap mereka, Francesco Bagnaia menjuarai MotoGP 2022.