Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Ancol, Kemayoran, Berlin
Kasus: Narkoba
Tokoh Terkait
DWP 2022, Selalu Ada Tenaga untuk Pesta yang Paripurna
Detik.com Jenis Media: Hiburan
Ismaya Live menggelar festival musik elektronik sejak 2008. Berbeda dari nama festival tahunannya sekarang, bertajuk DWP, dulu acara itu diberi nama Blowfish Warehouse Project. Merujuk pada salah satu kelab malam milik Ismaya.
Pada 2010, barulah resmi Djakarta Warehouse Project (DWP) diperkenalkan dan sejak saat itu sampai malam tadi, festival ini belum pernah berhenti bergema. Bahkan di kala pandemi, 2020-2021, DWP masih tetap memainkan alat-alat DJ milik para musisi melalui medium daring.
Belasan tahun berjalan, DWP belum pernah kehilangan pamor sebagai festival musik elektronik atau dance terbesar, bukan hanya di Indonesia, konon kabarnya sudah sampai Asia. DWP menjadi magnet bagi banyak penggila pesta domestik dan internasional.
Belum juga pernah dinilai gagal, bahkan saat gelaran pada 2013 di Ecopark Ancol yang didera hujan deras, banjir lumpur sehingga berdampak pada hal-hal teknis, DWP masih dipuja-puja. Masih ingat betul, menjelang matahari terbit, banyak sekali minimarket di Jakarta bernoda coklat di lantai akibat menjadi kunjungan terakhir para partygoers sebelum pulang ke rumah.
Ketika sampai pada 2022, isu negatif yang menghujani DWP juga belum pernah reda sejak awal. Narkoba dan seks bebas adalah dua kata kunci utama yang kerap dilontarkan mereka yang kontra. Karena itu juga, DWP tidak kunjung menurunkan tempo drum, bass, dan tetap menyalakan lampu warna-warni di panggung-panggungnya.
Bicara daftar penampil, dicatat satu per satu, sepertinya seluruh DJ di dunia sudah pernah mampir ke DWP, atau setidaknya mereka para nama-nama besar. Kaskade, Dash Berlin, Avicii, Calvin Harris, Paul Van Dyk, David Guetta, Alesso, Breakbot, Steve Aoki, DVBBS, Armin van Buuren, Skrillex, Jack U, Major Lazer, silakan cari sendiri. Di gelaran tahun ini, 9-11 Desember 2022, DWP membawa, di antaranya DJ Snake, Hardwell, Illenium, ZEDD, Martin Garrix, Yellow Claw. Beberapa di antara mereka tentu bukan kali pertama.
Soal nama Indonesia, DWP bertanggung jawab pada tanah kelahirannya. Dipha Barus, Anton & Hogi Wirjono, Weird Genius, Angger Dimas, Yasmin, dan banyak lain bergantian naik panggung dari tahun ke tahun. Semuanya menjamu para pengunjung dengan remix andalan masing-masing.
Namun, ada satu catatan yang mungkin belum dimunculkan. Jika para penampil dan lokasi acara sempat berganti-ganti, tidak dengan para pengunjung, penggila dan penikmat pesta. DWP telah berlangsung 12 tahun, dimulai sejak sore sampai dini hari, tapi mereka, selalu punya tenaga untuk berpesta.
DWP 2022 membuktikan tidak ada kata lelah bagi para pengunjung yang datang. Semakin malam, jumlah terus berlipat ganda. Mereka yang datang dari dalam kota sampai luar negeri, semua dengan keceriaan yang sama. Tangan diangkat ke udara, kaki dan pinggul bergerak mengikuti irama.
JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat seperti menjadi taman bermain yang sangat amat seru. Beberapa orang berkelompok, membentuk lingkaran kecil, menari bersama dengan atribut dan busana yang unik dan nyentrik. Beberapa terlihat membawa bendera negaranya masing-masing, Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Belanda, mana saja. Diangkat tinggi-tinggi kala DJ dari atas singgasana berteriak, "Indonesia, put your hands up!"
Padahal, jika diikuti dari mulai sampai berakhir, nuansa musik tak jauh berbeda dari satu penampil ke penampil lain, bahkan ke tahun-tahun sebelumnya, karena ini memang festival musik genre tersebut. Beberapa lagu pun terdengar mengulang, walaupun tetap masing-masing DJ punya ciri khasnya sendiri. Selain itu, lagu-lagu tersebut juga rutin dimainkan para DJ lokal di berbagai kelab malam. Akan tetapi, berpesta sepulang kerja atau Jumat malam, ternyata tidak akan pernah sama dengan berpesta pora di DWP.
Tenaga itu terus muncul dan tak pernah surut ketika Blah Blah Blah Armin van Buuren terdengar, bak diberi mantra sihir Great Spirit. Mereka memaknai sekali Live the Night dari Hardwell yang disambut tepuk tangan mengikuti musik. Semua pinggul turun saat intro Till it Hurts milik Yellow Claw berbunyi, berganti dengan nyanyian massal yang meminta untuk dicintai hingga akhir hayat, lalu berubah lagi saat beat trap berbunyi.
Bisa dibayangkan bagaimana ketika Clarity milik ZEDD berkumandang, seperti mendapatkan asupan tenaga tambahan yang membuncah. Tiga hari berpesta bersama belasan ribu orang, berbagai lantai dansa nan luas, silaunya lampu sorot, LED dan Kembang Api. Tidak heran kalau We Are the Champion milik Queen yang berulang kali dimainkan dalam berbagai remix, dari mulai terang sampai dengan gelap, masih terus disambut dengan tepuk tangan hentak dan khidmat. Karena tiga hari terakhir ini, mereka memang juaranya dalam festival yang paripurna.
Ismaya dan DWP selalu mampu mewujudkan apa yang diharapkan penontonnya. Di tengah maraknya kegagalan festival musik beberapa waktu terakhir, DWP, yang sebetulnya juga belum tua-tua amat, bisa muncul menjadi contoh baik penyelenggara acara berskala besar. Terlebih sekaligus menjadi pembuktian dari semua stigma buruk tentang pesta dan musik joget.
Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno pada hari terakhir, Minggu (11/12/2022) tadi malam juga menyorot hal tersebut. "Saya minta kepada pihak promotor untuk mengirimkan materi dokumentasi, evaluasi, seluruh penjelasan untuk organizing festival ini. Untuk diberikan kepada kami, agar dapat dipelajari dan ke depannya mungkin bisa dijadikan acuan," kata Sandiaga Uno kepada detikHOT.
Simak Video "Keseruan Djakarta Warehouse Project 2022 Hari Kedua"
[-]
(mif/pus)
Sentimen: positif (96.6%)