Sentimen
Netral (88%)
11 Des 2022 : 20.08
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Event: Konferensi Meja Bundar

Kab/Kota: Kemayoran, Yogyakarta, Mekah, Amsterdam

Tokoh Terkait

Ini Maskapai Penerbangan Pertama Kepunyaan RI yang Ternyata Bukan Garuda Indonesia : Okezone Economy

12 Des 2022 : 03.08 Views 3

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Ekonomi

Ini Maskapai Penerbangan Pertama Kepunyaan RI yang Ternyata Bukan Garuda Indonesia : Okezone Economy

JAKARTA - Ini maskapai penerbangan pertama kepunyaan RI yang ternyata bukan Garuda Indonesia. Industri penerbangan pasti sangat akrab dengan kehidupan manusia.

Sejak dulu telah banyak maskapai tumbuh dan menjadi maskapai penerbangan besar. Bahkan, tak sedikit merek terbilang ikonik dalam industri penerbangan.

Ini maskapai penerbangan pertama kepunyaan RI yang ternyata bukan Garuda Indonesia bernama Indonesian Airways. Ini menjadi maskapai komersil pertama di Indonesia. Sayangnya, maskapai Indonesian Airways justru tidak banyak beroperasi di Indonesia melainkan berpusat di Burma.

Hal ini berawal dari penerbangan sipil Indonesia tercipta pertama kali atas inisatif Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dengan menyewakan pesawat yang dinamai “Indonesian Airways” kepada pemerintah Burma pada 26 Januari 1949. Peran “Indonesian Airways” pun berakhir setelah disepakatinya Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949.

Seluruh awak dan pesawatnya pun baru bisa kembali ke Indonesia pada 1950. Setibanya di Indonesia, semua pesawat dan fungsinya dikembalikan kepada AURI ke dalam formasi Dinas Angkutan Udara Militer.

Dengan ditandatanganinya perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949 maka Belanda wajib menyerahkan seluruh kekayaan pemerintah Hindia Belanda kepada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) termasuk maskapai KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij- Inter-Insulair Bedrijf). KLM-IIB merupakan anak perusahaan KLM setelah mengambil alih maskapai swasta K.N.I.L.M (Koninklijke Nederlandshindische Luchtvaart Maatschappij) yang sudah eksis sejak 1928 di area Hindia Belanda.

Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut Bersama Lifebuoy dan MNC Peduli Tengah Berlangsung!

Sehari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia (RI) oleh Belanda, yaitu tanggal 28 Desember 1949, dua buah pesawat Dakota (DC-3) berangkat dari bandar udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput Soekarno dibawa kembali ke Jakarta yang sekaligus menandai perpindahan kembali Ibukota RI ke Jakarta. Sejak saat itulah maskapai penerbangan terus berkembang hingga dikenal sekarang sebagai Garuda Indonesia.

Pesawat Dakota RI-001 Seulawah merupakan cikal bakal berdirinya maskapai penerbangan komersial pertama, Indonesia Airways. Pesawat ini berjasa sangat baik pada awal perjuangan pembentukan negara Indonesia. Pesawat Dakota DC-3 Seulawah memiliki panjang badan pesawat 19,66 meter dan lebar sayap 28,96 meter, ditenagai oleh dua mesin Pratt & Whitney seberat 8.030 kg dan mampu terbang dengan kecepatan maksimum 346 km per jam.

Eksistensi Indonesia Airways tidak terlepas dari pembelian pesawat Dakota dengan nomor registrasi RI-001 yang kemudian dikenal dengan RI-001 Seulawah. Mengutip situs resmi TNI AU, pesawat ini dibeli dengan dana Dakota yang dibentuk atas ide KSAU Komodor Udara S Suryadarma.

Setahun kemudian, di tahun 1950, berganti nama Garuda Indonesia serta menjadi perusahaan negara. Pada periode tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan armada dengan jumlah pesawat sebanyak 38 buah yang terdiri dari 22 DC-3, 8 Catalina kapal terbang, and 8 Convair 240.

Armada Garuda Indonesia terus bertambah dan akhirnya berhasil melaksanakan penerbangan pertama kali ke Mekah membawa jemaah haji dari Indonesia pada tahun 1956. Tahun 1965, penerbangan pertama kali ke negara-negara di Eropa dilakukan dengan Amsterdam sebagai tujuan terakhir.

Sentimen: netral (88.3%)