Sentimen
Netral (44%)
10 Des 2022 : 18.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung

Tokoh Terkait
Slamet Riyadi

Slamet Riyadi

Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Bengkak, Pemerintah Harus Turun Tangan

11 Des 2022 : 01.30 Views 2

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Bengkak, Pemerintah Harus Turun Tangan

Pemerintah telah menetapkan angka final nilai besaran biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) usai ada pembengkakan. Namun, ternyata ada perbedaan angka final biaya atau cost overrun yang membengkak antara Pemerintah Indonesia dengan China.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China Dwiyana Slamet Riyadi mengakui hal ini. Perbedaan angka ini yang membuat belum bisa ditetapkan seberapa besar nilai sebenarnya dari cost overrun mega proyek tersebut.

"Sama China negosiasi cost overrun itu memang belum selesai betul, sedang proses nego," kata dia saat ditemui usai Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Kamis (8/12/2022).

Menurut catatan, pembengkakan biaya cost overrun kereta cepat yang dihitung pemerintah, mengacu pada asersi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah USD 1,4 miliar atau setara Rp 21,8 triliun.

Sementara, pihak China menilai angka itu masih terlalu besar. Otoritas China mencatat pembengkakan biaya sekitar USD 980 juta.

"Kan saya sudah pernah jelaskan kenapa China lebih kecil cost overrun. Karena pemerintah China belum mengakui ada pajak pengadaan lahan, GSMR investasi karena di sana free. Ada beberapa kondisi yang di China itu berbeda dengan Indonesia," terangnya.

Sementara, mengacu hitungan pemerintah Indonesia, ada biaya-biaya tersebut yang masuk dalam variabel perhitungan. Sehingga ada perbedaan angka yang didapat.

Untuk diketahui, besaran cost overrun ini menjadi salah satu aspek yang perlu dipastikan untuk menentukan berapa besaran biaya yang perlu ditambal.

Salah satu penambalan melalui penyertaan modal negara (PMN) kereta cepat Jakarta Bandung. Rencananya, pemerintah akan menyuntik PT KAI sebagai pemimpin konsorsium KCIC sebesar Rp 3,2 triliun.

 

Sentimen: netral (44.4%)