Sentimen
Positif (66%)
10 Des 2022 : 22.25

BI catat modal asing masuk Rp1,77 triliun dalam sepekan

10 Des 2022 : 22.25 Views 2

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Nasional

BI catat modal asing masuk Rp1,77 triliun dalam sepekan

Elshinta.com - Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat modal asing masuk Rp1,77 triliun ke pasar keuangan Indonesia dalam satu pekan ini, yakni pada 5 Desember sampai 8 Desember 2022.

Dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan terdapat modal asing masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp8,45 triliun.

Pada saat yang sama, terdapat modal asing keluar senilai Rp6,68 triliun dari pasar saham domestik.

Secara keseluruhan, sejak Januari 2022 hingga 8 Desember 2022 terdapat modal asing keluar bersih (nett outflow) dari pasar SBN senilai Rp140,62 triliun.

Sebaliknya, tercatat modal asing masuk bersih (nett inflow) ke pasar saham domestik senilai Rp73,27 triliun dalam periode tersebut.

Adapun nilai tukar rupiah dibuka menguat pagi ini, yakni menjadi Rp15.560 per dolar AS, dari level yang ditutup pada Kamis (8/12) senilai Rp15.620 per dolar AS.

Sementara indeks dolar AS (DXY) tercatat menguat ke level 104,77.

DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yaitu euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Di sisi lain, ia mengungkapkan imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun turun ke level 6,92 persen dari 6,94 persen.

Kendati begitu, imbal hasil tersebut masih jauh lebih menarik dibanding yield obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun yang stabil di level 3,482 persen.

Sementara itu, premi risiko investasi (Credit Default Swap/CDS) Indonesia lima tahun tercatat naik ke 100,20 basis poin (bps) per 8 Desember 2022 dari 89,11 bps per 2 Desember 2022.

Erwin menyampaikan BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
 

Sentimen: positif (66%)