Sentimen
Negatif (64%)
9 Des 2022 : 16.21
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Modal Asing Rp 1,7 T Masuk RI dalam Sepekan

9 Des 2022 : 16.21 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Modal Asing Rp 1,7 T Masuk RI dalam Sepekan
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran modal asing masuk ke Tanah Air. Pada periode 5-8 Desember 2022, modal asing yang masuk sebesar Rp 1,77 triliun.

"Berdasarkan data transaksi 5-8 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 1,77 triliun terdiri dari beli neto Rp 8,45 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 6,68 triliun di pasar saham," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Jumat (9/12/2022).

Meski demikian, sepanjang tahun 2022 tercatat lebih banyak modal asing yang keluar. Di pasar SBN tercatat jual neto Rp 140,62 triliun, tapi di pasar saham tercatat beli neto Rp 73,27 triliun.

-

-

"Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen sampai dengan 8 Desember 2022, nonresiden jual neto Rp 140,62 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 73,27 triliun di pasar saham," jelasnya.

Sementara itu, ia memperkirakan inflasi bulan ini ada di angka 0,37% (mtm). Hal itu berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu kedua Desember 2022.

"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Desember 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu kedua Desember 2022 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,37% (mtm)," jelasnya.

Adapun komoditas utama penyumbang inflasi Desember 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu telur ayam ras sebesar 0,07% (mtm), beras, tomat dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03% (mtm), daging ayam ras, minyak goreng dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta cabai rawit, kangkung, bensin, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah dan bawang merah masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," terangnya.

(acd/ara)

Sentimen: negatif (64%)