Sentimen
Positif (93%)
8 Des 2022 : 16.47
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina, Pertamina Patra Niaga

Kab/Kota: Surabaya, Pontianak

Tokoh Terkait

Pertamina Digitalisasi Refuelling di 8 Depot Pengisian Pesawat Udara

8 Des 2022 : 23.47 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Pertamina Digitalisasi Refuelling di 8 Depot Pengisian Pesawat Udara
Jakarta -

Pertamina Patra Niaga selaku Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) tidak saja menyalurkan bahan bakar bagi mobil dan motor, tetapi juga menyediakan Avtur bagi kebutuhan maskapai penerbangan.

Jika SPBU adalah sarana utama dalam pengisian BBM, maka Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) serta proses refuelling Avtur adalah ujung tombak dari cerminan level pelayanan Pertamina kepada pelanggannya.

Menurut Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan melihat, dengan terus meningkatnya kebutuhan Avtur terutama di bandara-bandara besar di Indonesia, menuntut Pertamina Patra Niaga untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanannya, salah satunya melalui digitalisasi proses refuelling.

-

-

"Sebelumnya refuelling ini dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan, penjadwalan, dan verifikasi volume pengisian Avtur, jadi memungkinkan adanya potensi human error. Dengan adanya digitalisasi, harapannya ada integrasi data dalam setiap proses refuelling," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (8/12/2022).

Riva menjelaskan pada akhir 2020, Pertamina telah berhasil mengimplementasikan digitalisasi refuelling. Yakni dengan sistem Digital Ground Operation (DGO) yang digunakan di DPPU Soekarno Hatta Jakarta, dan Pertamina Aviation Fuel Delivery Management (PADMA) yang digunakan di DPPU Sepinggan Balikpapan.

Guna memberikan pelayanan yang lebih baik, Riva mengungkapkan Pertamina Patra Niaga saat ini telah resmi mengoperasikan dan memperbanyak DPPU yang mengimplementasikan sistem digitalisasi DGO dan PADMA untuk mendukung proses refuelling.

Riva menuturkan untuk DGO akan mulai diimplementasikan di 3 DPPU, yakni Hasanuddin Makassar, Ngurah Rai Bali, dan Juanda Surabaya. Sedangkan untuk PADMA, akan mulai digunakan di 5 DPPU, antara lain di Halim Perdanakusuma Jakarta, Kualanamu Medan, Hang Nadim Batam, Supadio Pontianak, dan Minangkabau Padang.

"Implementasi DGO dan PADMA pada bandara-bandara ini bertujuan untuk memaksimalkan layanan pengisian refuelling pada maskapai mengingat 78% volume penyaluran Avtur Pertamina dilakukan di total 10 bandara ini. Jadi kami harus memastikan layanan yang Pertamina Patra Niaga berikan benar-benar yang terbaik," jelasnya.

Riva mengatakan secara umum tidak banyak perbedaan antara sistem DGO dan PADMA. DGO saat ini dapat dikatakan lebih lengkap dengan 23 fitur yang terintegrasi mulai dari penjadwalan refuelling, penugasan operator, monitoring proses refuelling secara real time, proses verifikasi, dan pembayaran, proses laporan, serta data pelanggan.

Untuk PADMA, lanjutnya, merupakan bentuk inovasi internal Pertamina yang saat ini memiliki 13 fitur yang fungsinya sama seperti DGO.

"Perbedaan mendasarnya, DGO ini secara penuh automasi dan terintegrasi, PADMA masih ada perlu input data sebelum benar-benar terintegrasi. Untuk memaksimalkan program digitalisasi, ke depan PADMA akan terus kami kembangkan fitur dan fungsinya, setelah itu baru kami lakukan penggunaan digitalisasi refuelling di DPPU lainnya secara bertahap," pungkasnya.

(akd/hns)

Sentimen: positif (93.8%)