Sentimen
Positif (48%)
7 Des 2022 : 17.00

Hilirisasi Nikel Kekuatan Indonesia jadi Raja Industri Kendaraan Listrik

8 Des 2022 : 00.00 Views 3

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

Hilirisasi Nikel Kekuatan Indonesia jadi Raja Industri Kendaraan Listrik

Liputan6.com, Jakarta Cadangan mineral yang dimiliki oleh Indonesia menempatkan negara ini berada dalam rantai logistik mineral utama dunia. Salah satu mineral tersebut adalah nikel.

Data dari United States Geological Survey (USGS) pada Januari 2020 dan Badan Geologi 2019 yang disarikan dari Booklet Nikel oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 menyatakan bahwa Indonesia memiliki 72 juta ton nikel atau setara dengan 52 persen dari total cadangan nikel dunia sebesar 139,419,000 ton.

Potensi cadangan nikel ini yang juga menjadikan The Economist memproyeksi peran Indonesia hanya akan menjadi semakin menjadi lebih penting, dalam liputannya setelah pagelaran G20.

Dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan menetapkan kebijakan untuk mengakselerasi pengembangan industri kendaraan listrik.

Targetnya, produksi EV pada 2030 dapat mencapai lebih dari tiga juta unit kendaraan listrik, termasuk motor dan mobil. Nikel adalah material utama dalam pembuatan kendaraan listrik.

Namun, permasalahan hilirisasi masih menjadi kendala utama dalam merealisasikan rencana tersebut. Salah satunya adalah besarnya jumlah investasi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk membangun smelter.

Di sinilah komitmen pemain industri ekstraktif untuk dapat berkontribusi dalam memastikan kebutuhan nikel siap dipakai melalui kebijakan hilirisasi di perusahaannya. Seperti yang telah dilakukan oleh PT Vale Indonesia yang pada tanggal 27 November 2022 melakukan peresmian proyek penambangan nikel di Sulawesi Tenggara yang dinamai Blok Pomalaa.

Peresmian blok baru yang disaksikan secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ini ditargetkan akan menghasilkan 120 kiloton nickel matte per tahun (ktpa) dan potensi menyumbang devisa sebesar 4,5 miliar dollar Amerika.

Menurut CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy, semenjak berdiri dari lebih 50 tahun lalu perusahaan tidak pernah mengekspor biji mentah. Perjalanan panjang ini menjadi bukti komitmen PT Vale Indonesia untuk memastikan hilirisasi nikel.

“Kami dari awal selalu memproses nikel yang kami tambang menjadi nickel matte sebelum kami ekspor. Hal ini kami lakukan untuk memastikan bahwa ekspor nikel Indonesia memiliki nilai tambah di perdagangan dunia,” jelas Febriany.

 

Sentimen: positif (48.5%)