Sentimen
Positif (98%)
7 Des 2022 : 20.17
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi

Kab/Kota: Maumere, Sikka

Partai Terkait

Anggota DPR Dorong Petani di Sikka Mandiri Pupuk dengan Produksi Pupuk Organik

7 Des 2022 : 20.17 Views 2

Kumparan.com Kumparan.com Jenis Media: News

Anggota DPR Dorong Petani di Sikka Mandiri Pupuk dengan Produksi Pupuk Organik
Anggota DPR Dorong Petani di Sikka Mandiri Pupuk dengan Produksi Pupuk Organik
Keterangan foto : Anggota Komisi IV DPR RI, Julie Sutrisno Laiskodat, sesaat sebelum penyerahan Alsintan di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Rabu (7/12/2022) siang. Foto: Athy Meaq.

MAUMERE-Masalah quota pupuk bersubsidi di Indonesia selalu menjadi kendala utama bagi petani. Dimana masalah pupuk subsidi seakan tidak berujung.

Oleh karena itu, melalui program Unit Produksi Pupuk Organik (UPPO) petani harus mulai dengan pupuk organik agar bisa mandiri pupuk di masa yang akan datang.

Penegasan ini disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI, Julie Sutrisno Laiskodat, dalam sambutannya saat menyerahkan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) di Maumere Kabupaten Sikka, Rabu (7/12) siang.

"Masalah pupuk subsidi adalah masalah klasik setiap tahun yang dihadapi oleh petani di seluruh Indonesia. Karena itu, Petani harus mulai dengan pupuk organik agar bisa mandiri pupuk," kata Julie Sutrisno Laiskodat.

Politisi Partai NasDem menjelaskan setiap tahun oleh Kementerian Keuangan hanya bisa mengakomodir kisaran 30 persen dari kebutuhan yang diusulkan oleh Kementerian Pertanian.

Selanjutnya dalam realisasi pupuk bersubsidi kepada petani setiap tahunnya hal yang sama dilakukan yakni sekitar 30 persen dari kebutuhan yang diusulkan oleh Provinsi dan Kabupaten Kota seluruh Indonesia.

"Jadi kalau Dinas Pertanian Kabupaten Sikka usulkan berapa saja, tetapi hanya sekitar 30 persen dari kebutuhan yang diakomodir. Kalau tahun ini kita perjuangkan dapat tetapi tahun depan belum tentu," jelasnya.

Oleh karena itu Kementerian Pertanian memiliki dua opsi yakni pupuk yang tidak bersubsidi, tetapi bekerja sama dengan lembaga modal untuk membantu petani dengan sistem pinjam.

"Kalau pupuk yang tidak bersubsidi memiliki kerja sama dengan lembaga modal, dengan sistem kredit. Pupuk dan bibit disiapkan dan petani hanya kerja dan hasilnya bisa mengangsur kembali," ujarnya.

Opsi kedua yakni melalui program pupuk organik dari tumbuhan dan kotoran ternak, yang kemudian diproduksi menjadi pupuk organik untuk digunakan dalam pemenuhan kebutuhan pupuk bagi petani.

Melalui program UPPO dari Kementerian Pertanian, kurang lebih dananya Rp 200 juta untuk setiap kelompok tani. Mulai dari pemeliharaan ternak sapi 8 ekor, motor roda 3 satu unit, mesin produksi satu unit.

Menurut Julie Sutrisno Laiskodat, penggunaan pupuk kimia sifatnya instan dan lama kelamaan merusak tanah. Sedangkan organik secara perlahan mengembalikan kesuburan tanah.

"Sebagai petani tinggal pilih kalau mau senang lebih dahulu maka akan susah kemudian kalau gunakan pupuk kimia. Atau mau susah lebih dahulu dan senang kemudian kalau gunakan organik," jelas Julie Sutrisno.

Oleh karena itu, setiap petani diharapkan agar secara perlahan mulai menggunakan pupuk organik dalam pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sikka.

Kontributor : Athy Meaq.

Sentimen: positif (98.1%)