Oyo 600 Orang, Elevenia Tutup
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Badai PHK dan layanan yang tutup di startup masih terjadi hingga bulan Desember ini. Keputusan tersebut menambah panjang daftar perusahaan rintisan yang sudah melakukan hal serupa sebelumnya.
Menurut data TrueUp, ada 59.710 karyawan yang terdampak PHK di bulan lalu. Total mereka yang dirumahkan selama tahun ini mencapai 210.664 orang secara global.
Di bulan November saja, raksasa teknologi seperti Twitter hingga Meta melepas ribuan pegawainya. Amazon juga mengumumkan rencana merumahkan 10 ribu orang pegawainya.
Masuk di bulan Desember, giliran Oyo yang bergerak di layanan agregator hotel. Bukan hanya PHK, perusahaan juga melakukan perampingan pada beberapa tim internalnya.
Sementara itu Elevania juga menutup layanan. Namun belum jelas alasan penutupan tersebut.
Oyo
Agregator hotel Oyo mengumumkan memangkas 600 orang. Perusahaan berencana akan memangkas 10% dari total 3.700 pegawai dan memperkerjakan 250 orang.
Selain memangkas karyawan, Oyo juga melakukan restrukturisasi perusahaan. Salah satunya menggabungkan tim produk dan teknik dengan alasan memungkinkan fungsi yang lebih lancar. Perusahaan juga melakukan perampingan pada tim pengembangan pilot dan proof-of-concept.
Pada kuartal dua lalu, Oyo diketahui mengalami kerugian hingga 3,33 miliar rupee India. Di kuartal pertama kerugian mencapai 4,14 miliar rupee India.
Elevenia
Platform marketplace B2B dalam negeri, Elevenia juga ternyata menutup layanan awal bulan ini. Informasi tersebut terlihat dalam laman resmi www.elevenia.co.id.
Saat mengakses laman tersebut menyebutkan soal penutupan layanan. Tidak ada keterangan lain dalam situs itu, termasuk alasan penutupan.
"Efektif per hari ini kami menutup layanan www.elevenia.co.id. Terima kasih telah menjadi mitra kami selama ini," tulis laman tersebut.
Ula
Ula, startup e-commerce Indonesia dengan suntikan dana dari bos Amazon Jeff Bezos, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 134 karyawannya.
"Pada hari ini, dengan berat hati kami mengumumkan keputusan yang sangat sulit untuk mengurangi jumlah karyawan kami sebanyak 134 orang atau 23% dari total seluruh karyawan yang tersebar di berbagai lokasi," tulis Ula dalam keterangan di website resminya, dikutip Rabu (30/11/2022).
Alasan PHK itu karena mereka tengah menghadapi tantangan besar selepas pandemi covid-19. Memasuki tahun ini, Ula mengklaim mengalami berbagai tantangan imbas turbulensi pasar, volatilitas harga komoditas, kekurangan pasokan, perubahan peraturan, dan kenaikan harga minyak mentah.
Perusahaan yang PHK massal
Selain perusahaan di atas berikut startup yang melakukan PHK di Indonesia sejak awal tahun:
Sirclo GoTo Ula Xendit Carsome Shopee Indonesia Tokocrypto Lummo MPL Ruangguru Tanihub Zenius JD.ID Pahamify LinkAja SiCepat Ajaib Startup tutup layanan
Lalu, daftar startup yang memutuskan menutup salah satu dari layanan mereka. Sebagian startup juga melakukan PHK karena penutupan layanan. Ada juga startup yang menarik diri dari beberapa pasar dan fokus ke pasar terkuat mereka seperti MPL dan Happy Fresh.
MPL Brambang Happy fresh Tanihub TokoPanen (toko offline milik Sayurbox) Line Bananas Startup bangkrut
Beberapa perusahaan di bidang teknologi tidak hanya melakukan PHK. Kondisi bisnis memaksa mereka untuk menutup total perusahaan yang dirintis, seperti:
Fabelio
Sorabel
Stoqo
iFlix
AiryRooms
Beres.id
[-]
-
Perancang Aplikasi Gojek Ungkap Alasan Startup PHK Massal
(npb)
Sentimen: negatif (100%)