Sentimen
Negatif (72%)
6 Des 2022 : 15.30
Informasi Tambahan

BUMN: PT Asuransi Jiwasraya

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Kredit Perbankan Tumbuh 11,95 Persen hingga Oktober 2022

6 Des 2022 : 22.30 Views 3

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

Kredit Perbankan Tumbuh 11,95 Persen hingga Oktober 2022

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Kredit perbankan pada Oktober 2022 tumbuh meningkat menjadi 11,95 persen yoy. Ini utamanya ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh sebesar 13,65 persen yoy.

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, dalam konferensi Pers RDKB November 2022, Selasa (6/12/2022).

“Adapun, secara mtm, nominal kredit perbankan naik sebesar Rp58,61 triliun menjadi Rp6.333,51 triliun,” ujar Dian Ediana Rae.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2022 tercatat tumbuh 9,41 persen yoy menjadi Rp7.927 triliun, meningkat dari laju pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,77 persen yoy, utamanya didorong peningkatan giro.

Kemudian, likuiditas industri perbankan pada Oktober 2022 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuiditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 130,17 persen (September 2022: 121,62 persen) dan 29,46 persen (September 2022: 27,35 persen), jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Untuk risiko kredit melanjutkan penurunan dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,78 persen (NPL gross: 2,72 persen). Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 kembali mencatatkan penurunan sebesar Rp5,57 triliun menjadi Rp514,07 triliun dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 2,55 juta nasabah (September 2022: 2,63 juta nasabah).

Lebih lanjut, posisi Devisa Neto (PDN) Oktober 2022 tercatat sebesar 2,01 persen, jauh di bawah threshold 20 persen. Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan tercatat meningkat menjadi 25,13 persen dari posisi September 2022 yang sebesar 25,09 persen.

 

Jiwasraya menyerah tak mampu bayar polis mencapai Rp12,4 triliun. Sejumlah kasus gagal bayar pernah dialami perusahaan asuransi lain.

Sentimen: negatif (72.7%)