Sentimen
Positif (61%)
1 Des 2022 : 17.24
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Kasus: zona merah, Zona Hijau

Tokoh Terkait

Sambut Ramadan, Rupiah Menguat ke Rp14.355 per Dolar AS

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

1 Des 2022 : 17.24
Sambut Ramadan, Rupiah Menguat ke Rp14.355 per Dolar AS
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.355 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (4/4) sore. Mata uang Garuda menguat 15 poin atau 0,1 persen dari Rp14.370 per dolar AS pada Jumat (1/4).

Begitu pula dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.362 per dolar AS atau menguat dari Rp14.364 per dolar AS pada akhir pekan lalu.

Rupiah menguat bersama beberapa mata uang Asia, seperti peso Filipina 0,57 persen, rupee India 0,45 persen, won Korea Selatan 0,1 persen, dan dolar Singapura 0,02 persen.

-

-

Tapi, beberapa mata uang Asia lain berada di zona merah. Yuan China melemah 0,36 persen, baht Thailand minus 0,18 persen, ringgit Malaysia minus 0,16 persen, dolar Hong Kong minus 0,03 persen, dan yen Jepang minus 0,03 persen.

Sementara mayoritas mata uang utama negara maju berada di zona hijau. Rubel Rusia menguat 1,04 persen, dolar Kanada 0,22 persen, dolar Australia 0,22 persen, franc Swiss 0,1 persen, dan poundsterling Inggris 0,07 persen. Hanya euro Eropa yang melemah 0,14 persen.

Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah berhasil menguat berkat optimisme pemerintah yang yakin ekonomi bakal tumbuh di kisaran 5 persen pada kuartal II 2022.

Pertumbuhan utamanya akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Hal ini sejalan dengan momentum Ramadan dan Lebaran yang biasanya mengerek pengeluaran masyarakat.

"Hal ini menjadi sumber optimisme bahwa perekonomian terus bergerak ke arah yang lebih baik," ucap Ibrahim.

Selain itu, rupiah juga mendapat sentimen dari pembahasan larangan impor gas dari Rusia oleh Uni Eropa. Hal ini dikhawatirkan akan menyeret pertumbuhan ekonomi dunia.

[-]

(uli/sfr)

Sentimen: positif (61.5%)